Skip to main content

[FF] Faules -Faul-Lesty- "Engkaulah Jodohku" Episode 4

Lesti menyanyikan
beberapa lagu dengan merdu, Faul yang duduk tak jauh dari panggung sedari tadi melupakan makanannya dan terkesima dengan suara Lesti.
"Makasih udah datang Bro!" seru sepupu teman Faul yang menikah, Fildan.
Rafly dan Faul adalah sahabat. Rafli yang mengenalkan Faul pada Fildan sepupu Rafly dan sejak itu mereka bertiga dekat bak saudara kandung.
"Kalo Rafly yang nikah masa aku ngga datan, Fil."
"Iya juga."
"Dari penonton mungkin ada yang mau menyumbangkan suara emasnya dan beduet dengan Lesti?" Tanya MC memcoba berkomunikasi dengan tamu undangan.
Fildan mengacungkan tangannya. Dari sekian banyak yang mengacungkan tangan Mc terlihat memberi perhatian lebih pada Fildan karena Fildan memakai busana keluarga.
"Mas, yang baju hijau dari keluarga mempelai pria. Silahkan untuk naik ke atas panggung."
"Saya ngga mau nyanyi mas, tapi teman di sebelah saya ini." Balas Fildan setengah berteriak karena jarak yang cukup jauh.
Faul memelototi Fildan tanda protes, Fildan hanya tertawa aja. Para undangan memberikan gemuruh tepuk tangan. Akhirnya Faul tak bisa berkutik selain berdiri dan berjalan mendekati panggung.
"Siapa namanya Mas?" Tanya MC.
"Faul." Jawab Faul.
Lesti yang sedang berbincang dengan pemain music langsung mengarahkan pandangannya pada sumber suara. Lesti kaget karena mendengar nama Faul dan ia tidak menyangka ternyata memang seseorang yang dia kenal.
"Ini mah saya kenal." Kata Lesti.
"Oh iya Neng? Wah jangan-jangan nih." Goda MC.
"Kita satu kampus." Jawab Faul tidak ingin membuat Lesti tidak nyaman.
Lesti mengangguk mengiyakan. MC tidak berlanjut menggoda mereka. "Inilah dia kita sambut duet Lesti dengan Faul. Kiblat Cinta."
Suara tamu undangan bergemuruh. Musik mulai dimainkan. Suara Faul yang begitu bersih dan tinggi menarik banyak perhatian. Ia bahkan mampu menyamai teknik dan kualtas suara Lesti yang tak diragukan lagi.
'Tanpamu ku tiada sempurna . . .' Mereka menyanyikan Lirik terakhir mereka dengan seirama. Para tamu terbawa perasaan dan terhanyut ke dalam lagu. Mereka lalu memberikan tepuk tangan yang meriah serasa sedang mengadakan konser.
"Lesti. " ujar Faul sambil membungkuk hormat.
"Ka Faul." Balas Lesti sambil mengacungkan jempolnya.
"Ka Faul bisa nyanyi juga ternyata." Lesti mengobrol dengan Faul saat mereka sama-sama turun dari panggung.
"Ah ngga juga, sedikit aja. Aku hobby sih, waktu SMA ikut sanggar kesenian di Aceh."
"Wah bisa lagu Aceh dong ya."
"Alhamdulillah."
"Mba foto dulu mba." Fotografer pernikahan meminta Lesti untuk berfoto di depan kue pernikahan Rafly.
"Oh iya mas sebentar." Lesti menuruni tangga demi tangga. Gaunnya yang panjang menyangkut di property panggung. Lesti hampir hilang keseimbangan. Faul sigap menangkap tubuh Lesti yang hamper terjerembab. (bayangin yaa.. ala-ala Korea gitu, miminnya suka drama korea soalnya.. wkwk)
"Oh maaf." Faul melepaskan pegangannya pada tubuh Lesti dan meminta maaf jika tidak sopan.
"Gak papa, ka. Kalo ngga kaka tangkep, dedek eh aku udah jatuh. Jatuhnya di muka duluan." Jawab Lesti nyerocos.
Faul tersenyum karena melihat sisi lain dari Lesti yang ceriwis. "Karena panggungnya cukup tinggi, kamu keberatan ngga untuk pegang lengan aku?" Daripada menawarkan telapak tanganya, Faul menawarkan lengannya.
"Mohon maaf kalau begitu ya ka." Lesti langsung memegang lengan Faul dan menuruni tangga lebih berhati-hati. Faul bergerak perlahan dan memastikan Lesti tak kesulitan dengan kecepatan langkahnya.
Faul sudah mengantarkan Lesti ke spot foto yang diinginkan fotografer. Faul hendak pergi ketika fotografer mencegahnya, Sekalian aja Mas ngga apa-apa. Faul awalnya kikuk tapi akhirnya berfoto juga sesuai arahan sang fotografer. Mungkin karena Faul terlihat tampan dan cocok untuk menjadi highlight di acara itu bersama Lesti.
Pesta pernikahan berakhir pukul delapan malam. Setelah resepsi berakhir venue menjadi acara pribadi kedua keluarga mempelai. Lesti ikut dijamu di waktu privat tersebut, Faul juga belum pulang karena dia mengenal orangtua dan seluruh keluarga Rafly cukup dekat sehingga ia merasa harus beramah tamah juga kepada mereka.
Lesti pamit satu jam kemudian setelah menerima jamuan dan berfoto bersama. Ia berdiri dari kursinya dan sedikit hilang keseimbangan. Faul ikut berdiri karena khawatir, tapi sang manager segera memapah Lesti.
Lesti keluar dai venue setelah memeberitahu keluarga mempelai bahwa ia baik-baik saja.
Faul mengikuti Lesti keluar karena khawatir walau ia berkilah izin ke toilet.
"Lesti lebih baik ke rumah sakit." Saran Faul.
"Ngga apa-apa kak, Lesti cuman kurang darah. Kecapean." Jawab Lisna manajernya.
"Mending di bawa ke dokter aja teh." Kata Faul lagi sedikit memaksa.
"Mau dek?" tawar Lisna akhirnya.
Lesti menggeleng, "Gak papa ka cuman pusing aja perlu istirahat aja di rumah."
Lisna kembali memapah Lesti menuju mobil, mereka lalu pergi meninggalkan tempat itu.
"Lho? Lesti udah pergi?" Tanya Fildan yang tiba-tiba sudah ada di sana.
"Iya kayaknya dia lagi ga enak badan."
"Dia ketinggalan power bank sama handsfree. Kayaknya lesti buru-buru. Gimana cara balikinnya ya? Aku kontak manajernya aja."
"Sama aku aja, Fil. Aku sekampus sama dia."
"Nah, bagus kalua begitu. Aku nitp ya."
"Oke." Faul lalu menyimpan barang Lesti di mobilnya lalu kembali ke dalam untuk melanjutkan jamuan keluarga Rafly.
@ @ @
"Aduh ngapain sih kamu di situ?" Aulia marah pada seseorang yang membentur badannya.
"Permisi ya Nona, saya dari tadi duduk di sini. Kenapa juga anda berjalan mundur." Jawab Nassar dengan suara tak kalah nyaring.
"Kamu ngga liat aku lagi ambil foto pake kamera?"
"Terus apa hubungannya dengan saya?"
"Kamu tuh ngalangin tahu."
"Ah susah memang ngomong sama anak kecil." Nassar akhirnya menyerah dan menutup Mac Book nya dan meninggalkan Aulia yang masih kesal.
"Hei kamu kembali! Minta maaf."
Nassar menggeleng-geleng, "Udah gila memang tuh anak."
Aulia hampir hendak memberi pelajaran pada Nassar tapi dia urung karena Lesti meneleponnya.
'Assalamualaikum, Ka Aulia. Dedek ngga masuk kelas hari ini. Kepala dedek pusing dan semalam sampai demam.'
"Waalaikumsalam, Dek. Dua hari yang lalu kan aku udah bilang batalin ngisi acara di wedding-nya. Kamu udah pucet tahu dari kemarin juga."
'Harus porfesional Ka, lagian dedek merasa udah sehat tapi mungkin kecapean lagi."
"Yaudah istirahat, matiin aja ponselnya biar ga ada yang ganggu, nanti catatan kuliah aku fotoin buat belajar."
'Makasih kakakku, Loph loph you pokokna mah.'
"Iya, bawel. I love you too." Aulia menutup telepon dari Lesti.
"Permisi, kamu sekelas sama Lesti kan ya?" ujar sebuah suara mengalihkan perhatiannya.
"Iya. Kenapa?" Jawab Aulia sekenanya tapi suaranya berubah menjadi lebih lembut ketika tahu siapa lawan bicaranya. "Ka Faul, kenapa nanyain Lesti?"
"Kemarin Lesti ketinggalan barang. Aku m au kembaliin."
"Wah, maaf Ka. Lesti ngga masuk hari ini. Sakit katanya"
"Oh gitu ya? Nama kamu siapa?"
"Aulia, Ka."
"Makasih ya Aulia, biar aku nanti anterin sendiri aja kebetulan jadwal kuliah hari ini dibatalin."
"Oh iya Ka, mau dititip aku juga boleh."
"Ga papa takut dibutuhkan segera, aku tahu kok rumahnya." Tolak Faul.
Faul lalu menelepon Lesti namun ponselnya dimatikan. Faul lalu mengingat alamat Lesti yang ia sebutkan saat Faul mengantarkannya. Ia lalu mencocokkan dengan GPS mobil perjalanannya saat itu.
"Bismillah." Faul lalu menstarter mobilnya.
Bersambung . . . 

Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^

Comments

Popular posts from this blog

[Bahas Ending] K-Film "Memoir of A Murderer"

Suka sama akting nam gil

Sinopsis Pained

Setelah lama tidak melihat Kwon Sang Woo

[CURHAT] Kekecewaan mimin sama Drama Korea "Born Again"

PERHATIAN . . .