Skip to main content

[FF] Faules _Faul-Lesti_ "Engkaulah jodohku" Episode 11

“Lho?
Aulia ya?” ujar sebuah suara cempreng yang mendekati Aulia.

Aulia langsung pucat pasi ketika bertemu sosok itu. Chaka. Dia adalah mantan pacar Aulia yang meninggalkan sejuta luka. Saat putus Aulia berjanji akan segera menemukan kebahagiannya sendiri dan segera beralih pada pria lain yang memiliki lebih dari segalanya dari Chaka walau kenyataannya kini ia masih sendiri.

Aulia memberikan senyuman datar pada Chaka yang datang seperti sedang mengejeknya. Seorang wanita bergelayut manja di lengan pria itu. Sekali lihat Aulia sudah tahu jika wanita itu adalah pacar baru Chaka.

“Sama siapa ke sini?”

Nassar yang mulai terganggu akhirnya meletakkan sendoknya dan memalingkan wajah ke arah Chaka.

“Pacar kamu ya?” tanya Chaka pada Aulia. “Duh dapetnya model kayak gini ya? Bukannya waktu itu kamu bilang bisa dapetin pria yang lebih segalanya dari aku?”

Nassar mulai menghembuskan nafas karena sekarang ia benar-benar kesal. Nassarpun berdiri. Chaka kaget dan mundur selangkah.

“Sabar bro!” ujarnya.

“Loe ada urusan sama Aulia, kalo ngga ada mending loe cabut deh.” Balas Nassar.

“Bro, loe tahu ngga . Dulu itu Aulia ngejar-ngejar gue. Yaudah gue terima aja kan kasian ya.”
DEG . . . Hati Aulia panas ketika mendengar kata ‘kasihan’.

“Eh taunya dia ga tahu dimanfaatin sama gue, terus dia ngga mau diapa-apain padahal pacaran.”

Nassar menjadi kesal. Ia menarik kerah pria itu. “Berhenti ngga loe bilang kayak gitu sama cewek gue.” Kata Nassar dengan suara menekan menunjukkan bahwa ia sedang emosi.

“Bro, sabar Bro kita lagi di tempat umum.”

Nassar akhirnya melepaskan cengkramannya. Chaka lalu berlalu dengan tidak sopan setelah memberikan senyuman mengejek pada keduanya.

“Makasih A Nassar, maafin jadi mengganggu makan siangnya.”

“Cowok bejad kayak gitu. Kok kamu bisa suka sama dia.”

“Dulu A, sekarang udah ngga.”

“Cari pacar tuh yang baik hatnya jangan cuman fisik doang yang bisa diandelin. Cowok yang baik ngga akan mungkin ‘rusak’ ceweknya dengan alasan pacaran atau apapun itu.”

Entah kenapa Aulia menangis mendengar kata-kata itu. Nassar lalu mengambil beberapa tisu makan dan menyerahkan pada Aulia.

“Jangan nangis nanti dikira orang, aku lagi yang bikin kamu nangis.”

Aulia langsung merebut tisu yang diberikan Nassar dan segera menyeka air matanya, “Dasar kegeeran siapa juga orang yang liatin?”

Nassar tersenyum karena Aulia sudah kembali pada Aulia yang dia kenal. Ia mengusap kepala Aulia lembut. Mereka tersenyum bersama.

@       @       @

Lesti tertidur di mobil Faul setelah lelah menangis. Ia tertidur dengan mata bengkak dan baju basah. Faul menyelimuti Lesti dengan handuk travel  di mobilnya. Ia lalu memberhentikan mobil di sebuah mini market dan mencari minuman hangat di sana.

“Dek . . . dek.” Faul mencoba membangunkan Lesti sambil menepuk bahu Lesti perlahan.
Lesti langsung terbangun, ia menggigil.

Faul menggapai ransel di kursi penumpang dan mengeluarkan beberapa baju.

“Dek, ganti baju dulu nanti masuk angin. Kebetulan masih ada beberapa baju bersih yang belum aku pakai sisa minggu kemarin main ke bandung. Faul menyerahkan kaos lengan panjang, sweater dan celana training.

“Uhuk . . . Uhuk. . .” Lesti batuk.

“Nah kan, ganti baju ya dek. Di minimarket ini wc nya lumayan bersih. Ganti sekarang ya?” pinta Faul.

Lesti memilih patuh dan mengambil uluran baju dari Faul. Faul tidak tega ia juga mengambil baju ganti walau yang tersisa hanya kaos oblong pendek tipis dan celana bahan formal. Ia mengunci mobil dan memapah Lesti masuk ke dalam minimarket.

Faul membeli kantong berbahan plastik di minimarket dan segera membayarnya. Ia memberikan satu pada Lesti dan satu untuknya. Agar baju basah bisa ditempatkan dengan baik.

Faul lebih cepat selesai berganti baju daripada Lesti. Faul menunggu di depan toilet wanita dan membuat orang lain sedikit risih karena melihat seorang pria dekat-dekat dengan toilet wanita.

Lesti keluar tak lama kemudian dengan langkah sempoyongan. Faul sigap merebut baju basah lesti yang ditenteng Lesti lalu Faul kembali memapah Lesti menuju mobil.

Kursi mobil basah karena mereka masuk ke dalam mobil dalam keadaan basah kuyup. Faul merelakan beberapa lembar handuknya untuk menjadi alas duduk Lesti agar tidak terkena jok mobil yang basah setelah berganti bahu. Sedangkan Faul harus duduk kembali di kursi pengemudi yang basah.

“Minum dek.” Faul menyodorkan kopi hangat pada Lesti. Lesti meneguknya sekali dan mempertahankan minuman itu di tangannya untuk mengusir dingin. Lesti memakai doubel baju Faul. Memakai kaos dan sweater, tapi ia masih menggigil. Wajahnya memerah.

“Aku anter ke rumah sakit ya?”

Lesti menggeleng cepat, “Jangan Ka, dedek mau pulang aja.”

Faul ingat jika ia menyimpan selimut di bagasi mobilnya, ia segera turun dan setengah berlari mengambil selimut itu dan menyelimutkannya pada Lesti. Lesti masih menggigil walau matanya telah terpejam.

Faul segera memacukan mobilnya menuju rumah Lesti.

Badan Lesti semakin lemah, Faul setia menjadi sandaran Lesti saat ia berdiri.

Pintu rumah lesti terbuka berbarengan dengan tubuh Lesti yang ambruk.

“Eh, kunaon ieu dek?” (Kenapa ini dek?”) Ayah Lesti terdengar panik melihat putrinya ambruk.
Faul sigap membopong tubuh Lesti dalam pangkuannya. “Biar sama saya saja Pak.” Tawar Faul tanpa menunggu persetujuan ketika ayah Lesti terlihat kesulitan mau mengangkat Lesti.

“Kamar Lesti dimana pa?”

“Di atas Nak Faul, tapi simpan di kamar tamu saja.” Ayah Lesti membuka pintu kamar tamu lebar-lebar. Faul lalu menidurkan Lesti di tempat tidur.

“Apa yang terjadi Nak?”

“Saya ngga bisa bilang detailnya pak, nanti biar Lesti yang bilang langsung sama bapak. Yang jelas lesti kehujanan dan basah kuyup jadi saya menawarkan pakaian kering saya yang ada di mobil.”

Walau Faul tak menceritakan detailnya tapi Ayah Lesti tampaknya paham apa yang terjadi.

“Mohon maaf nak, jadi selalu direpotkan.”

“Ngga apa-apa, Pa. Tadi Lesti menggigil di mobil. Walau saya tidak cek suhunya tapi wajahnya kemerahan sepertinya demam.”

“Makasih banyak Nak, Bapak ngga tahu harus bilang apa lagi.”

“Saya pamit pulang ya pak, jika suhu lesti ngga turun setelah istirahat tolong langsung ke rumah sakit ya pak. Karena saya khawatir keadaannya semakin memburuk setelah sakit kemarin.”

Ayah Lesti mengangguk, dia mengantarkan Faul dan mengambil baju basah dan tas Lesti yang masih ada di mobil Faul.

“Permisi pak, saya pamit pulang. Assalamualaikum.”

“waalaikumsalam.”

Dan Faul bersin-bersih sepanjang jalan menuju rumahnya (bukan corona). Faul juga merasa menggigil. Ia berkendara perlahan dan hati-hati menuju rumahnya.

Ayah Lesti melihat mobil Faul dari kejauhan. Diam-diam dalam hati kecilnya Ayah Lesti menyematkan do’a dan harapan. ‘Ah andai saja pria seperti itu yang menjadi pasangan putri satu-satunya itu.”
 

bersambung . . . 

Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^

Comments

Popular posts from this blog

[Bahas Ending] K-Film "Memoir of A Murderer"

Suka sama akting nam gil

Sinopsis Pained

Setelah lama tidak melihat Kwon Sang Woo

[CURHAT] Kekecewaan mimin sama Drama Korea "Born Again"

PERHATIAN . . .