"Dengerin aku . . ." ujar
Lesti lemah. Ia ambruk dipangkuan Faul tapi wajahnya dan tangannya masih menggapai mobil berwarna biru itu yang tetap berjalan menjauh. Lesti akhirnya pingsan.
Faul bisa merasakan demam di tubuh wanita yang ada dalam rengkuhannya itu. Faul bersimpuh untuk membiarkan Lesti nyaman walau dalam keadaan tidak sadar. Faul selalu bisa menjaga manner sebagai pria yang baik dan tak pernah menyentuh wanita sembarangan tapi ia tidak ada pilihan kali ini. Jalanan kompleks sepi dan lengang, Faul cukup mengerti karena kompleks perumahan Lesti adalah perumahan elite yang sudah lumrah ditemukan rumah-rumah kosong di sana ditinggal pemiliknya bekerja. Sedan putih Faul masih terbuka karena tadi Faul terburu-buru keluar mobil.
Faul mengangkat tubuh mungil itu dalam pangkuanya. Ia agak kesulitan membuka pintu mobil karena Lesti ada dalam pangkuannya. Keringat Faul mengucur hebat. Ia meletakkan tubuh lesti di kursi depan dan dengan hati-hati memasangkan sabuk pengamannya.
Faul lalu kembali keluar mobil dan mencari orang dalam rumah lesti. Ia menekan bel dan mengucap salam beberapa kali, namun sepi. Faul tidak bisa menunggu lama ia berkesimpulan bahwa rumah Lesti kosong. Ia menyambar kunci di pintu ruang tamu yang tergantung dan mengunci rumah itu untuk memastikan semuanya aman.
Walau keringat masih bercucuran, Faul tetap berlari menuju mobilnya. Ia meletakkan tangannya di kening Lesti. 'Panas.' Faul langsung starter mobilnya dan melesat sekencang yang ia bisa namun tetap waspada jika ada anak-anak yang tiba-tiba muncul di jalan yang ia lewati.
Kini Faul memarkirkan mobilnya dengan benar di parkiran Rumah sakit. Ia kembali mengangkat tubuh lesti menuju IGD yang memang tidak jauh dari sana. Ia meletakkan Lesti di Kasur pasien dan perawatpun sigap mendorong Kasur itu menuju pintu IGD.
"Faul?" ucap sebuah suara.
@ @ @
"Kok kamu lagi?" Nassar melotot melihat wanita yang ternyata masih sama dengan wanita yang dilihatnya di kampus kemarin.
"Ngapain tusuk-tusuk aku, sakit taauuu."
"Kalo ngga aku berhentiin kamu pasti nabrak aku kayak sebelumnya."
"Kamu hutang permintaan maaf ya. Cepet minta maaf Om."
"Om? Wah kurang ajar ya kamu."
"Lho memang kenapa Om? Om ga mau minta maaf?"
"Bukannya kamu yang harus minta maaf ya?"
"Ya kamu lah Om." Aulia ketus.
"Eh?" Nassar tidak membalas Aulia dan memperhatikan sesuatu di bahu Aulia.
Mau tak mau Aulia ikut mengarahkan pandangannya ke tempat Nassar melihat.
"HUAAA!!!" Aulia teriak melihat ulat bulu besar bewarna hijau asik bergerak di bahunya. Aulia berhambur ke dalam pelukan Nassar, "KAAA TOLONG ITU KAK AMBILIN, HIIY." Aulia teriak-teriak ga jelas.
Nassar terdiam sebentar karena kaget mendapat pelukan tiba-tiba. Ia lalu mengusir ulat di bahu Aulia dengan ranting yang masih ada di tangannya.
"Udah-udah ga papa." Ujar Nassar.
Aulia memalingkan wajahnya dan memastikan ulat itu sudah tidak ada. Aulia mulai sadar apa yang sudah dilakukannya ia lalu mendorong tubuh Nassar agar menjauh darinya. Nassar sampai mundur beberapa langkah.
"Bener-bener kamu ya!" Nassar melotot. Aulia tak kalah melotot.
Aulia mulai menggaruk lehernya karena gatal.
"Lepas bajunya!" perintah Nassar.
Aulia langsung menyilangkan tangannya di depan dada sambil bergidig, "Mau ngapain?"
"Hey, kamu itu yaa pikirannya ngeres pasti. Buka outernya takut bulu ulatnya bikin gatal."
Aulia akhirnya menurut tapi ia ragu karena kaosnya sangat pendek.
Nassar lalu melepaskan jaket hitam yang sedang dipakainya, "Nih pake."
Aulia agak ragu sampai akhirnya menerima uluran jaket itu, "Makasih ka." Katanya dengan suara pelan.
"Sekarang jadi kaka ya bukan om."
Aulia akhirnya tersenyum mendengar kata-kata Nassar.
Nassar terpana. (Pandangan pertama awal aku berjumpa, yiiihaaa *tiba2 nyanyi)
@ @ @
"Faul?"
Faul segera mengalihkan pandangannya pada sumber suara, "Oh tante."
"Siapa yang sakit?" Tanpa menunggu jawaban keponakannya Tante Risa tantenya Faul meletakkan tangannya di kening Faul. "Suhunya normal. Buka mulut" Tante Risa langsung menggunakan tangannya memaksa Faul membuka mulutnya.
"A . .. u nga . . . sa it." Jawab Faul.
"Apa kenapa?"
Faul lalu menarik tangan tantenya sehingga ia bisa berbicara dengan benar, "Aku ngga sakit tante."
"Oh syukur deh. Terus ngapain di sini?"
"Tante, temen Faul sakit. Tante bisa tolong cek ngga? Barusan dia masuk IGD."
Tante Risa celingak celinguk ke dalam ruangan IGD."
"Udah masuk ke dalam tante."
"Oh, siapa namanya?"
"Lesti dia pakai baju kaos biru."
Tante Risa langsung masuk ke dalam sesuai permintaan keponakannya itu.
Tante Risa adalah adik kandung Ayah Faul. Kakek Faul memliki dua anak. Ayah Faul dan tante Risa. Kakek Faul yang mendirikan Rumah sakit ini dan berharap Ayah Faul mau melanjutkan mengatur manajemen Rumah sakit, karena itu Ayah Faul belajar bisnis sedangkan Tante Risa belajar di Fakultas kedokteran. Namun setelah lulus Ayah Faul tida tertarik dengan manajemen Rumah sakit dan lebih menyukai memulai sendiri dari nol. Itu juga salah satu alasan Kakek Faul sedikit memaksa Faul untuk belajar Manajemen Rumah sakit di kampusnya sekarang, ia berharap Faul bisa menjadi tonggak baru di rumah sakitnya yang kini sudah berkembang pesat dan membuka beberapa cabang di kota lain. (Chaebol/konglomerat ngga tuh Faul? Sengaja mau bikin Faul jadi orang kaya, hehe).
Tante Risa keluar dari ruang IGD dengan senyum yang janggal. Faul menyelidik.
"Siapa Ul? Goda tante Risa sambil menyenggol-nyenggol bahu Faul.
"Temen tante. Dia temen Faul di kampus."
"Temen apa temen?" Goda tante Risa lagi dengan nada menggoda.
"Gimana keadaan dia tante?" Faul memilih mengganti topik pembicaraan.
"Demam aja sih, nanti tunggu cek darahnya. Sepertinya kekurangan nutrisi dan kecapean. Kalo hasil darahnya oke, nanto boleh dirawat jalan aja. Atau kalo lemes nginep sehari atau dua hari di RS biar nutrisinya bisa kita pantau."
"Makasih ya tant."
Tante Risa mengangguk, "ternyata ponakan aku ini suka artis ya?" Tante Risa tetap menggoda tante.
"Siapa artisnya?" Tanya sebuah suara yang ternyata Om Prasetyo, suami dari Tante Risa.
Om Pras pada awalnya dijodohkan dengan tante Risa karena kedua ayah mereka bersahabat. Kakek Faul pemilik rumah sakit sedangkan Ayah Om Pras adalah bos sector perbankan dan investasi.
"Ini lho mas tenyata Faul sekrang udah tahu cinta-cintaan."
"Ya sudah wajar aja dong sayang, ponakan kita ini kan ganteng sudah sangat wajar dia punya pacar."
Faul memilih diam saja karena merasa kalah jumlah, apapun yang dia katakana akan tetap menjadi objek jahil Om dan tantenya. Faul akhirnya hanya tersenyum.
Om Pras dan Tante Risa pamit karena akan makan bersama, mereka mengajak Faul tapi Faul menolaknya. Mereka akhirnya meninggalkan Faul di RS itu.
"Wali dari Lestiani?" kata perawat dengan suara cukup keras.
"Saya." Faul bangkit dari duduknya.
"Hasil darahnya sudah keluar, silahkan ikut saya." Faul mengikuti perawat itu untuk menemui dokter.
"Oh Mas Faul ternyata, duduk mas." Dokter yang ditemui Faul ternyata Dokter Reno teman tantenya.
"Hasil darahnya baik, trombosit rendah tapi ngga parah. Mau dibawa pulang boleh mau dirawat juga boleh."
"Rawat aja dok." Pinta Faul.
Dokter Reno lalu meminta perawat menyiapkan ruangan VIP untuk Faul.
Faul menemui Lesti di ruang rawat, "Lesti kamu ngga apa-apa?"
"Maaf ya ka Faul, Lesty selalu repotin Ka Faul. Ka Faul kenapa bisa ada di deket rumah dedek?"
"Aku mau ngasih powerbank yang kemarin ketinggalan di resepsi Rafly."
"Makasih ya Ka."
"Lesty kamu kenapa? Kenapa lari di jalanan tanpa alas kaki dengan kondisi gini?"
Lesti diam.
"Apa karena Ryan?" Tanya Faul hati-hati.
Lesti hanya tersenyum tapi dari senyumnya semua orang akan tahu, senyum itu membawa banyak kepedihan. Ia menggeleng pelan, namun air matanya mengalir di kedua pipinya.
Faul mengepal tangannya dengan keras dan hanya bisa berdiri mematung.
bersambung . . .
Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^
Comments
Post a Comment
DONT BE SILENT READER, pleaase comment.. ^^ NO BASH