
Kualitas musisi Indonesia tak kalah dengan para musisi KPop. Yang menjadi pembedanya adalah soal profesionalitas belaka.
Tak salah bila Indonesia diolek-olek sebagai bangsa peniru. Sikap latah itu bukan hanya demikian mudah dibuktikan lewat demam KPop yang mewabah saat ini. Jauh sebelumnya, budaya gampang terbawa tren juga bisa disimak ketika negeri ini kena demam telenovela, hampir semua stasiun televisi memberi ruang untuk tayangan telenovela. Bahkan icon Telenovela Thalia sempat datang ke Indonesia menemui para penggemarnya.
Ketika sinetron ala Spanyol itu surut, Indonesia terjangkiti oleh virus sinetron Meteor Garden dari Taiwan. Tak ayal, dunia entertainment tak cukup hanya mendatangkan film atau cerita-cerita romantis sejenis. Tetapi juga mendatangkan F4, para artis yang membintangi serial asal Taiwan yang bikin heboh itu, yakni Jerrry Yan, Vic Shou, Vanessa Whu dan Ken Zhu.
Dan kini wabah Tanah Air kembali seru dengan
demam musik Kpop. Lihat saja betapa riuhnya para penggemar KPop ketika para idolanya beraksi di atas panggung saat menggelar konser di Jakarta, Sabtu (22/9).
Teriakan histeria kerap terdengar setiap kali artis idolanya mendekati tempat para penonton berdiri. Sejumlah artis SMTown seperti Superjunior, SNSD, dan lainnya merasa puas dengan antusias para penonton negeri ini. KPop benar-benar berhasil menguasai dan merajai industri musik Tanah Air .
Dan seperti biasanya, sebagai bangsa latah, banyak yang ingin memanfaatkan moment demam KPop ini.
Lihat saja, dalam sekejap muncul penyanyi-penyanyi ‘karbitan’ ala KPop seperti SM*SH, 7ICON, CHERRY BELLE, dan sebagainya. Uniknya, seperti kata pepatah ‘tak ada rotan akar pun jadi’, kemunculan grup KPop imitasi yang dengan sendirinya lebih sering muncul di pentas hiburan ketimbang KPop yang asli, juga mendapat sambutan meriah. Tak salah, bila sukses Cherry Belle, Smash, 7Icon, menjajal peruntungan panggung hiburan dengan memanfaatkan demam KPop itu akhirnya diikuti oleh boyband maupun girlband lain yang terus bermunculan.
Mampukah kemunculan para girlband dan boyband KPop imitasi ini bertahan di tengah derasnya arus persaingan industri music Tanah Air? Menurut Bens, boyband dan girlband yang muncul hanya dengan modal meniru KPop tidak akan punya penggemar yang sejati.
"Kalau ada penggemar boyband SM*SH misalnya, begitu lihat artis Korea (yang asli) jadi luntur. Jadi, mereka tidak punya penggemar fanatik murni, beda seperti Slank," ujar Bens Leo, Senin (24/9).
Bens menuturkan, boyband dan grilband saat ini harus punya kreativitas tinggi untuk bisa bertahan di industri musik Indonesia. "Sudah pasti (akan tergerus), itu hanya akan jadi tren sesaat kalau tidak punya eksplorasi sendiri, mereka tidak akan bertahan," ujarnya.
Bens menambahkan, musisi Indonesia harusnya tidak mudah terbawa apalagi sampai ikut-ikutan membawa aliran musik negeri lain. Musisi Indonesia harusnya bangga dengan musik tradisional. Apalagi banyak musisi yang bertahan dengan warna musiknya sendiri. " Masih banyak yang bisa kita lakukan dengan musik tradisional, jangan main musik Korea terus," saran Bens.
Bens Leo berharap agar para musisi 'sembuh' dari demam KPop. Menurut Bens, musisi Indonesia bisa membuat sesuatu yang mampu menarik perhatian dunia. Ia pun mencontohkan musisi Frankie Raden yang mengangkat musik tradisional dengan rasa modern. "Bikin sesuatu yang baru, seperti Frankie Raden yang akan menggelar Indonesian Music Expo pada 3-4 November di Bali," tuturnya.
Bens menegaskan, kualitas musisi Indonesia tak kalah dengan para musisi KPop. Yang menjadi pembedanya adalah soal profesionalitas belaka. Bens melihat musisi KPop bekerja lebih keras.
"Kalau mengikuti tren aja jadi buruk, kalau Korea sendiri yang menciptakan dan didukung negara. Harusnya Indonesia bisa seperti itu," ujarnya.
Salah satu musisi Indonesia Maia Estianty seia sekata dengan Bens Leo. Mantan istri Ahmad Dhani ini menyayangkan maraknya kemunculan grup-grup dan penyanyi baru mengikuti tren KPop. Ia melihatnya sebagai penurunan kualitas musik Indonesia. Bahkan, Maia mengatakan bahwa musisi Indonesia saat ini semakin tak jelas dengan selera musiknya. "Terjadi penurunan, akhirnya terganti dengan KPop, Melayu. Pada akhirnya musik Indonesia masih nggak jelas," ujarnya.
"Bukan musisinya nggak pinter, musisinya tuh ngikutin pasar Indonesia," tambahnya.
Namun ibu tiga anak itu harus mengakui bahwa keberhasilan KPop menyerbu Indonesia bahkan mulai merajai dunia tidak lepas dari etos kerja mereka. Di mata Maia, musik KPop memang diproduksi secara serius. Selain itu, produksi mereka pun dianggap sangat bagus. "Produksinya bagus ya. Sebagai seorang arranger, menurut saya KPop itu musiknya bagus, sudah menyamai orang-orang bule," jelasnya.
Apa komentar dari artis KPop Indonesia sendiri? Meski mengaku kemunculannya memanfaatkan moment demam KPop, HITZ tak mau dikatakan hanya bermodal tampang. HITZ malah berani mengkalim sebagai ikon KPop di Indonesia.
Sebagai ikon KPop Indonesia, mereka pun membuktikan eksistensinya dengan rencana untuk keliling Asia hingga berlabuh ke Korea Selatan pada Desember mendatang. "Kita jadi ikon KPop Indonesia. Next year kita ke Hong Kong. Desember tahun ini ke Korea, nggak mungkin vakum," tutur salah satu personel HITZ, Lee saat ditemui di kawasan Kebon Jeruk beberapa waktu lalu.
Sempat dikabarkan bubar, HITZ kini menegaskan kembali kiprah mereka di panggung musik Tanah Air. Mereka mengaku akan tetap bertiga seperti pertama kalinya terbentuk.
KPop memang fenomena. Semoga kemunculannya bukan malah mematahkan semangat musisi Tanah Air untuk berkarya. Seperti kata Maia dan Bens Leo, profesionalitas mereka memang harus diacungi jempol. Nah, mengapa musisi kita tak meniru dari etos kerjanya? N ins, dtc, berbagai sumber
Artis Indonesia pun Demam KPop
Tak semua artis Indonesia bersikap sinis atas wabah KPop. Tak sedikit dari mereka malah terang-terangan mengagumi kebolehan para artis asal Korea itu, mulai dari aksi panggung, kostum maupun pembuatan video klipnya. Seperti apa komentar mereka?
Krisdayanti
Pelantun 'Mencintaimu' itu melihat, keunggulan KPop lebih pada urusan networking. Itulah, menurutnya, yang membuat KPop mudah mendunia. Padahal, tambah KD, banyak musisi Indonesia yang punya modal besar untuk go international. "Mereka punya networking yang lebih besar dan ada yang memulai gitu ya," paparnya.
Meski begitu, bukan berarti istri Raul Lemos itu menutup diri dari fenomena KPop. Ia pun mengaku sedang senang-senangnya mendengar lagu-lagu milik girlband KPop, 2NE1. "Aku suka yang lagu slow 2NE1, pokoknya yang slow-slow. Video klip mereka keren-keren. Banyak efek-efek yang bisa kita nikmati dengan video klip mereka," paparnya.
Mulan Jameela
Mulan memberi contoh kepada boyband Coboy Junior, dimana kreatifitas sangat terlihat meski para personelnya terbilang masih 'bocah'.
"Pernah lihat sekali Super Junior nah kalau di Indonesia ada itu (Coboy Junior). Pokoknya itulah mereka kreatif lah sekarang lagi menjamur KPop yah nikmatin ajah," tuturnya saat ditemui di kawasan Kebon Jeruk, beberapa waktu lalu.
Pelantun 'Wonder Woman' itu mengaku sejujurnya tak begitu mengikuti perkembangan musik KPop di industri musik Tanah Air. Tapi ia melihat memang banyak musisi Indonesia yang terinspirasi dengan musik KPop. "Nggak ngerti, nggak pernah ngikutin. Nggak ngikutin sama sekali, aku cuman ngikutin SM*SH, SM*SH KPop bukan? Ya SM*SH doank yang aku tahu," jelasnya.
Ayu Ting Ting
Penyanyi dangdut Ayu Ting Ting mengambil banyak inspirasi dari khasanah KPop untuk penampilannya.
Dari film hingga video klip artis KPop memberi inspirasi baginya dalam berpakaian. Menurut Ayu, busana artis KPop yang colorful dan simple sangat menyenangkan. "Saya suka kadang dapat inspirasi dari film-film atau video klip kostumnya yang colorful dan simple tapi lucu," ungkapnya.
Pelantun 'Alamat Palsu' itu pun menuturkan, ia sebenarnya tak terlalu mengikuti perkembangan musik Korea saat ini. Maklum, sebagai pedangdut yang tengah laris jadwal manggung sangat padat. Tapi, ketika konser SM Town menyambangi Jakarta akhir pekan lalu, Ayu menyempatkan diri untuk menonton. Apalagi dalam acara tersebut tampil idola-idola Ayu seperti Super Junior dan SNSD.
"Senang banget mereka datang, karena SM Town ini kan jarang datang ke Indonesia kan dan yang datang artis kesukaan saya semua, Super Junior, SNSD dan cakep-cakep artisnya," jelas perempuan kelahiran 20 Juni 1992 ini. N ins
Apa Rahasia Sukses KPop?
Tak bisa dipungkiri, KPop yang bisa mendunia harus diakui memiliki beberapa keunggulan. Berikut catatan keunggulan KPop yang akhirnya mendulang sukses dalam setiap kali pentasnya.
Manajemen yang Rapi
Kesuksesan K-Pop tidak terlepas dengan manajemen yang rapi. Hal itu terbukti ketika beberapa tahun lalu Indonesia kedatangan grup asal Korea seperti 2AM, Miss A, JOO, San E, dan Lee Hyun. Mereka terbilang rapi dan sangat memerhatikan performa, berbeda dengan di Indonesia yang dianggapnya terlalu tergesa-gesa.
“Mereka satu manajemen, bahkan mereka sudah menyiapkan grup dua tahun sebelumnya. Mereka memang memikirkan matang-matang sebelum tampil di publik. Di Indonesia hanya mengikuti tren sekilas, nggak selektif,” ungkap Bens Leo.
Hal yang sama juga diutarakan pengamat musik Denny Sakrie. Majalah-majalah musik dan lifestyle di luar negeri juga telah membahas K-Pop. Fenomena K-Pop sudah mewabah di seluruh dunia. “Dari musik dan fashion K-Pop sudah mulai merambah. Dulu Jepang sekarang Korea. Jadi Korea sekarang sudah sebagai follower Jepang,” kata Denny.
Wabah ini sudah terjadi sejak 1993, kala itu musik Barat seperti hip-hop dan rock mulai memengaruhi musik Asia.
Menguasai Bahasa Asing
Sebelum masuk industri rekaman, para artis Korea Selatan terlebih dahulu mendapatkan pelatihan selama hampir dua tahun. Mereka diwajibkan menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
“Untuk terjun ke dunia hiburan mereka memang sudah mempersiapkan terlebih dahulu, sedangkan kalau di Indonesia kan mikir duit yang penting cakep-cakep. Apalagi, teknologi rekaman yang semakin canggih dengan autotune dan melodyne suara jadi bagus. Saat manggung bisa lipsync,” tutur Denny.
Mengedepankan Budaya Sendiri
Meski artis-artis Korea itu mengadopsi budaya Barat, kata Denny, mereka tidak menghilangkan budaya Korea. Artis K-Pop memang mengadaptasi gaya pakaian dan rambut dengan gaya Barat, tetapi disesuaikan dengan budaya Korea. Dulu pada 1990-an, Jepang juga mengadopsi gaya Barat tetap dengan budaya Jepang yang dikenal dengan harajuku.
“Sekarang Korea semakin merambah dunia hiburan. Tidak hanya teknologi dan barang elektronik, tapi juga hiburan,” ucap Denny. Ketika boyband Barat sedang tertidur pulas, K-Pop justru mampu menghidupkannya kembali.
Kerja Keras
Sosiolog Universitas Indonesia, Ganda Upaya menilai berkembangnya budaya K-Pop tak lepas dari budaya kerja keras orang-orang Korea. “Itu dapat dilihat dari hasil art mereka. Mereka (para artis) tidak gampang untuk meraih itu. Mereka telah melalui proses panjang untuk menghasilkan sebuah karya,” katanya.
Ia menilai bahwa kebanyakan anak muda Indonesia hanya tampil sebagai konsumen yang langsung “mengimitasi” hasil tanpa melihat proses. “Sekarang anak muda kebanyakan hanya meniru hasil tanpa meniru proses. Mereka tidak memahami bahwa poin penting dari keberhasilan adalah usaha,” kata Ganda.
Menurut dia, masuknya budaya Korea ke Indonesia tentu karena budaya tersebut dapat menyajikan karya yang menarik dan menginspirasi. Untuk dapat merajai negeri sendiri, pekerja seni harus berhasil menciptakan hasil budaya yang menginspirasi banyak orang.
“Negara-negara maju sangat terkenal dengan novel ataupun film-film yang menginspirasi. Untuk menciptakan hasil budaya seperti itu generasi muda harus mampu mengembangkan kreativitasnya. Ini karena kita sebenarnya juga dapat menciptakan sesuatu yang dapat "dicontoh" orang lain atau bahkan negara lain seperti Korea. Jika Korea bisa, saya rasa Indonesia juga bisa,” ujar Ganda. ins
sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=a79494ee8425909e7d40996a4a26e0ca&jenis=d645920e395fedad7bbbed0eca3fe2e0
dukung update blog ini dengan tinggalin komentar ya!^^
sobat lagi nyari reality show SNSD? coba cari di SINI
Mau coba kerja freelance di rumah, coba INI
jangan lupa vote, siapa member SNSD fav sobat di kanan atas blog ini...
let's see your argument.....
ReplyDeleteis it true,,, or u just wanna blame it....