Skip to main content

[FF] Faules _Faul-Lesti_ "Engkaulah Jodohku" episode 13

Hari itu Lesti sibuk merangkum materi kuliah yang tertinggal. Ia bolak balik melihat catatan Aulia dan slide materi dari dosen. Ia menandai beberapa yang kurang dimengerti. Akan ia tanyakan pada aulia atau saat perkuliahan nanti pada dosen.

Diam-diam
sepasang mata memperhatikannya dari kejauhan. Walau ia membuka buku Manajemen bisnis tapi sedari tadi matanya hanya fokus melihat wanita yang sedang serius di hadapannya, Lesti.

Faul memilih tak mengganggunya dan memandangi Lesti sepuas yang ia mau. Ia tak ingin mengganggu Lesti yang tengah fokus dengan ‘kegiatan’ perkuliahannya.

Lesti melihat jam di tangan kirinya, ia lalu membereskan buku dan laptop bersiap pergi. Faul lalu buru-buru menutup bukunya dan mendekati Lesti.

“Lesti! Assalamualaikum.” Sapanya.

“Waalaikumsalam, Ka Faul? Lagi ngerjain tugas?”

“Lagi baca-baca aja, sambil nunggu kuliah bentar lagi.”

“Oh sama dong, Dedek juga ada kelas setengah jam lagi.”

“Sekarang mau kemana dek?”

“Mau beli kopi, kak. Ngantuk sedikit.” Lesti terkekeh dan memperlihatkan gigi gingsulnya.

“Ikut ya?”

“Oke!”

Mereka lalu meninggalkan perpustakaan setelah memastikan telah meminjam buku yang akan mereka pakai.

“Sini aku bawain.” Faul seperti biasa merebut buku tebal yang didekap Lesti.

“Makasih Ka.”

“Iya sama-sama, sebenernya aku mau minta tolong dek.”

“Minta tolong apa?”

“Jadi gini, saudara jauh aku ada yang fans kamu. Nah bulan ini dia mau ultah di tanggal 11. Dia mau kamu datang sebagai bintang tamu di acara ultahnya. Kalo kamu kosong di tanggal 11. Tapi kalo kamu ada jadwal boleh digeser sebelum atau sesudah tanggal itu.”

“Oh gitu, manggil aku ke acara pesta gitu mahal lho Ka.”

“Oh iya, ga usah ragu. Kata tante Risa untuk masalah harga, kita ngga minta diskon. Ikut prosedur aja. Kamu jangan khawatir.”

Lesti terkekeh melihat kepolosan Faul, “Ya Ampun, Ka. Dedek becanda kali. Serius amat. Asal jadwal dedek kosong, nanti dedek dateng ya. Jangan sebagai artis. Sebagai undangan aja.”

“Ngga boleh gitu. Aku ngga maksud manfaaat-in pertemanan kita lho dek. Kata tante Risa kita ikut prosedur aja masalah Fee.” Faul berhenti berbicara sebentar lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Lesti, “Dek, sebutin aja angkanya. Kalo bisa naikin aja tarifnya. Tante Risa sama suaminya kaya raya lho.” Bisik Faul membuat Lesti tertawa lepas.

“Ka Faul ini lagian ada-ada aja. Coba sekarang dedek mau nanya sama kaka.”

“Apa?”

“Kaka temen Lesti bukan?”

“Iya dong.”

“Temen sekedar lewat, yang sekedar kenal?”

Faul menggeleng cepat.

“Terus kenapa ngga enakan? Kalo kaka merasa temen dedek. Kaka juga ga harus ga enak sama dedek, Ka.”

Faul merasa di skak mat menjawab sendiri pertanyaan yang sebelumnya pernah ia lontarkan.

“Nanti dedek cek jadwal ke manager ya, secepatnya dedek kabarin.”

“Makasih ya.”

“Santai aja Ka.”

Faul dan Lesti memilih take away pesanan mereka karena sama-sama akan masuk kelas sebentar lagi.

“Dek?”

“Hm?”

“Aku senang kamu sudah kelihatan baik-baik saja sekarang.” Ujar Faul agak hati-hati takut mengingatkan Lesti pada lukanya lagi.

“Alhamdulillah, ngapain ka sedih lama-lama. Lesti punya Mamah, Bapa yang selalu ada untuk dedek. Kalo dedek lama-lama sedih nanti Bapak sama Mamah juga ikutan sedih. Dedek udah bertekad untuk melihat ke depan, sesekali lihat ke belakang lewat spion ngga apa-apa tapi dedek ngga akan berbalik dan mengorbankan masa depan dedek.”

“Analogi yang bagus. Seperti menyetir di jalan yang ramai kan? Kita harus liat kebelakang lewat spion tanpa mengorbankan pandangan ke depan. Artinya kita tetap memandang lurus. Jika kita berbalik ke belakang resikonya malah lebih buruk yaitu menabrak mobil depan yang artinya menghancurkan masa depan.”

“Wah ka Faul pinter ya, dedek hampir lupa Kaka mahasiswa S2 di sini. Ambil jurusan apa Ka? Dedek lihat tadi pinjam buku Manajemen di perpus?”

“Aku ambil Manajemen Rumah sakit.”

“Wah, keren. Dulu dedek juga pengem jadi dokter tapi takdirnya ya malah jadi ilmu komunikasi sekarang.”

“Ga papa belajar itu kan kewajiban yang penting kita berusaha menambah ilmu kita. Kata Imam Syafii ‘Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan.’ Kadang kita ngga belajar di jurusan atau ilmu yang kita sukai tapi pada dasarnya ilmu itu bermanfaat apapun sektor nya. Setuju?”

Lesti menggangguk mantap.

“Ya udah ka, dedek pamit ya. Gedung perkuliahan dedek ke kiri.”

“Aku anterin aja, bawa bukunya susah kan?”

“Bisa-bisa.” Lesti merebut buku dari tangan Faul. Namun ia kerepotan karena harus memegang gelas kopinya sehingga Lesti tidak bisa mendekap buku kuliahnya yang tebal.

“Udah aku anterin aja.” Faul merebut lagi buku itu dan dengan mudah di genggamnya dengan satu tangan. Merekapun berjalan beriringan, beberapa mahasiswa melihat mereka iri. Ada yang senyum-
senyum bahkan ada yang bisik-bisik negatif.


@       @       @
Lesti mengabari jika ia tidak bisa hadir di tanggal 11 karena ada job menyanyi. Tapi Lesti berjanji akan mencari waktu untuk datang ke tempat saudara Faul untuk memberikannya selamat. Faul memahami dan menyampaikannya pada Tante Risa. Tante Risa terdengar kecewa tapi tidak ada yang bisa ia lakukan karena ia tahu, artis terkanal seperti Lesti tidak mungkin dengan mudah bisa langsung dipanggil untuk jadwal dadakan. Jika orang luar pasti akan langsung menjadi waiting list dan jika beruntung bisa memanggil Lesti beberapa bulan kemudian.

Tanggal 11 ulang tahun keponakan Om Pras adalah besok. Pesta ulang tahun tidak bisa dirubah untuk menyesuaikan jadwal Lesti karena keluarga Om Pras sudah mengosongkan tanggal itu dan khawatir akan sulit lagi untuk mencari waktu yang tepat  bersama.

Tiba-tiba Faul mendapat WhatsApp dari Lesti malam itu.

 ‘Assalamualaikum Ka Faul’

“Waalaikumsalam, dek. Udah sampai rumah?”

‘Alhamdulillah, udah. Dedek mau ngabarin tentang jadwal tanggal 11 itu.’

“Oh iya? Gimana?”

‘Alhamdulillah, bisa ka. Besok tanggal 11 kata manager dedek jadinya kosong dan bisa diisi jadwal pribadi.’

“Alhamdulillah. Jadi gimana proseduralnya? Aku harus nemuin siapa sekarang?”

‘Kan dedek udah bilang, dedek datang bukan sebagai bintang tamu Kak. Sebagai tamu yang diundang.’

“Tapi kan dek, di sana dedek nyanyi. Masa iya, suara kamu yang emas itu ngga dihargain sama keluarga kita.”

‘Dedek marah nih kalo Ka Faul bilang begitu.”

“Tapi kaan . . .”

‘Udah kan jangan tapi-tapi . . . insyaAllah Lesti hadir dan kata Bapak juga sudah seharusnya dedek membalas budi Ka Faul yang udah direpotin dedek beberapa waktu ini.’

“Aku ngga merasa direpotin, dek.”

‘Begitupun dedek, Ka. Dedek ngga merasa keberatan datang ke acara keluarga Kaka dan nyanyi beberapa lagu. Kan kaka udah janji kita ngga boleh saling ga enakan.’

“Oke lah kalo dedek maunya gitu.”

‘Jam berapa acaranya Ka?’

“Besok jam 10 dek, temanya garden party jadi ngga di dalam ruangan dan yang hadir cuman keluarga saja sama teman-teman sekolahnya ponakan.”

‘Oke!’

@       @       @
Tante Risa gembira tak terkira. Ia langsung meminta Faul untuk menjemput Lesti dan tidak membiarkan Lesti untuk pergi sendiri.

“Ul, jemput Lestinya ya? Kan dia maunya datang sebagai undangan. Tapi kan dia bukan tamu sembarangan. Masa iya dia nanti harus nyetir sendiri. Kalo nyasar gimana?”

“Iya tante, nanti Faul jemput.” Sebetulnya tanpa arahan dari Tante Risa juga Faul memang berniat menjemput Lesti di rumahnya, kurang lebih dengan alasan yang sama.

Faul segera menjemput Lesti sekitar jam 9, ia tidak mengabari Lesti dan dadakan menuju rumahnya. 

Faul memakai kemeja putih dengan motif batik khas Gayo di daerah punggung dan dadanya. Ia memakai celana jeans hitam sedikit ketat dan topi hitam.

“Dek, ada Nak Faul!” Panggil ayahnya saat Faul sampai di rumah Lesti.

“Lho Ka Faul kok datang ke sini? Mau jemput dedel?” tanya Lesti yang langsung muncul tak lama kemudian.


Faul tak bisa melepaskan pandangan pada gadis di hadapannya itu, Ia terpana.

bersambung . . .


Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^

Comments

Popular posts from this blog

[Bahas Ending] K-Film "Memoir of A Murderer"

Suka sama akting nam gil

Sinopsis Pained

Setelah lama tidak melihat Kwon Sang Woo

[CURHAT] Kekecewaan mimin sama Drama Korea "Born Again"

PERHATIAN . . .