Skip to main content

[FF] Faules _Faul_Lesty_ "Engkaulah Jodohku" Episode 8

'Perasaan apa ini?'
ujar Faul pada dirinya sendiri. Dadanya berdegup cukup kencang lain dari biasanya.
"Nah, sementara jangan kena air dulu Ka, biar lukanya cepet kering." Kata Lesti setelah memasangkan plester di ujung bibir Faul.
"Lesti maafin aku ya. Aku jadi menambah runyam masalah kamu."
"Ka Faul kok minta maaf lagi, kan tadi dedek udah bilang bukan salah ka Faul."
"Serius, niat aku bantuin kamu baikan sama Ryan."
"Iya Ka, dedek percaya. Dedek malah mau minta maaf sama Ka Faul."
"Hal apa?"
"Lesti dibilangin Teh Lisna kalo Ka Faul banyak dapet hate ­komen dari netizen. Kaka dianggap jadi orang ketiga diantara hubungan aku sama A Ryan."
"Oh iya ya?" Faul pura-pura tak tahu padahal dia memang merasa belakangan ini ponselnya mendadak menjadi ramai karena notifiaksi sosial medianya. Banyak yang mengutarakan kebencian pada Faul.
"Ka Faul ga tahu?"
"Cuman tahu sedikit aja." Jawabnya.
Jujur saja walau mendapat banyak ujaran kebencian, Faul merasa baik-baik saja. Ia bukan selebritis dan ia tidak peduli penilaian orang lain tentang dirinya asalkan ia tidak melakukan kejahatan. Ujaran kebencian yang ia terima, ia anggap sebagai panen pahala dari orang-orang yang mengatakan hal yang kurang baik padanya.
"Ka Faul ga usah merasa bersalah, karena kesalahpahaman itu dampaknya bukan Cuma ke dedek tapi Ka Faul juga di cap ngga baik sama orang-orang."
Faul tersenyum, "Dek, pernah dengar kisah Imam Hasan Al-Bashri?"
"Yang gimana Ka?"
"Jadi pembantu Imam Hasan Al-Bashri pernah mengatakan bahwa ada yang menjelek-jelekkan beliau, lalu apa coba yang dilakukan Imam Hasan?"
Lesti menggeleng.
"Imam Hasan meminta pembantunya untuk memberikan sekotak kurma kepada orang yang menjelekkannya tersebut. Pembantunya heran, lalu Imam Hasan Al-Bashri berkata begini 'Bukankah sudah sepantasnya aku memberikan hadiah bagi orang yang telah memberikan kesempatan pahala dari Allah buatku?' Itu jawaban beliau."
Lesti terkesima begitu bijaksananya laki-laki di hadapannya itu.
"Di dunia seperti sekarang apalagi di media sosial, ketika ada yang mengkritik, menghina, jadikan masukan untuk menjadi lebih baik lagi."
Lesti terpukau dengan jawaban seorang Faul. Padahal Faul bukan public figure seperti dirinya.
"Eh, maaf kok aku jadi menggurui ya?" Faul garuk-garuk kepala ngga gatal.
"Gapapa Ka, Ilmu baru buat dedek."
"Yang pasti Lesti ga usah ga enak kalau gara-gara kesalahpahaman itu jadi banyak komentar kebencian dari orang lain sama aku. Aku bener-bener ngga apa-apa."
Faul langsung pulang begitu ia sudah menyampaikan apa keperluannya. Faul meminta Lesti tak mengantarnya. Faul lalu pamit dan segera keluar ketika menuju sedan putihnya, sepasang tangan menahannya.
"Bisa bicara sebentar Nak Faul." Ujar sang mpu tangan yang ternyata ayah Lesti.
@ @ @
"Ka Nassar ini!" Aulai menyerahkan kantong kertas berisi jaket Nassar.
"Lho kok kamu tahu nama aku?"
"Aku yang bocorin." Jawab Faul yang berada di samping Nassar.
"Oh kamu, Ul. Dasar!" Protes Nassar.
"Aku cabut duluan yaa, ga akan ganggu yang pacaran." Faul menyelempangkan tas Laptopnya dan pergi dari sana.
"KITA GA PACARAN!!!" Jawab Nassar dan Aulia kompak.
Faul cuman tersenyum dan meninggalkan tempat itu, "Belum kan." Ujarnya lagi dengan suara pelan agar tidak kedengaran keduanya. Pandangan Faul lalu tertuju pada seseorang di depannya ia setengah berlari mendekati sosok itu.
"Ini udah bersih kan?" tanya Nassar sambil mengintip isi kantong kertas yang diberikan Aulia.
"Udah aku cuci Ka Nassar." Jawab Aulia gemes.
"Kamu cuci sendiri?"
"Iya kali cuci sendiri, di laundry langganan dijamin harum dan bersih."
Nassar buru-buru menyerahkan kembali kantong kertas itu kepada Aulia, "Ogah."
"Lho kenapa?"
"Kalo kamu tulus, aku mau kamu cuci sendiri, jemur sendiri, baru kasih ke aku."
"Ribet amat sih!"
"Kamu harus tulus dong Aulia."
"Lho kok, kakak tahu nama aku?"
Perhatian mereka teralih pada orang-orang berkerumun. Rasa penasaran Nassar dan Aulia memaksa mereka untuk bergerak mendekati kerumunan.
"Faul?"
@ @ @
Faul berlari mendekati sosok itu, "Ryan bisa tolong bicara?"
"Aku sudah selesai bicara kemarin."
"Tunggu dulu, kasih aku 5 menit."
"Aku sibuk."
"Dengerin, semuanya kesalahpahaman. Walau kamu tak percaya tapi itu kenyataanya. Pertemuan kami itu semuanya kebetulan."
Ryan mencengkram kerah Faul, mereka mulai mendapat perhatian dari orang-orang di sekitar.
"Minta maaf sama Lesti, minta maaf sama keluarganya." Ujar Faul dengan berani walau pukulan Ryan siap menghantamnya.
"Tahu apa kamu!"
"Ayah Lesti sudah tahu kalo kamu yang bikin Lesti menangis beberapa hari ini. Lesti tak pernah bilang tapi Ayah Lesti kemarin bilang sama aku."
BUGH . . .
Ryan memukul Faul tepat di pipinya.
"Minta maaf sama mereka, kamu bukan hanya udah nyakitin Lesti tapi nyakitin keluarganya juga. Kamu harus minta maaf sebelum semuanya terlambat." Ujar Faul tetap lantang walau menerima pukulan Ryan.
BUGH . . .
Ryan memukul untuk yang kedua kalinya. Namun Faul tetap bertahan tak melawan.
@ @ @
"Dek . . . dedek . . ." Aulia kelihatan terburu-buru sampai hampir menabrak beberapa temannya yang sedang mengobrol santai di bangku masing-masing.
"Kenapa Ka Aul? Kayak dikejar setan?"
"Tadi aku . . . de . . ke . . k . .ntin.. Itu pokoknya, pu . . .kul." Jawab Aulia dengan terburu-buru namun semakin tak jelas karena nafasnya yang terengah-engah.
"Pelan-pelan Ka Aul ngomongnya, dedek ga ngerti."
"Ryan mukulin Ka Faul, sekarang di taman utara kantin. Orang-orang berkerumun di sana."
Tak butuh waktu lama bagi Lesti untuk mengerti. Dia segera berlari menuju gerbang utara. Ia sudah terlalu banyak berhutang pada Faul. Dan ia tak ingin Faul mendapat pukulan yang tidak seharusnya dia terima.
Lesti menyeruak kerumunan, orang-orang sepertinya paham jika mereka harus memberi jalan untuk Lesti yang diharapkan mampu membuat kedua pria itu berdamai.
"AA . . . A UDAH CUKUP!!" teriak Lesti (ngga pake cengkok yaa teriaknya, wkwk)
Ryan melirik sebentar pada Lesti dan tampak enggan melepaskan cengkramannya. Pipi Faul sudah ungu dan darah dari sudut bibirnya masih mengalir. Ryan masih tak ingin berhenti untuk meluapkan emosinya.
Lesti memegang tangan Ryan agar dia berhenti memukul Faul. "A udah A, jangan diperpanjang masalahnya."
Ryan tak bergeming ia tak melepaskan cengkramannya walau kini ia berhenti memukul.
"A, sudah cukup aa bikin dedek kecewa."
"Ah, diam!" Ryan mengibaskan tangannya agar lepas dari pegangan tangan Lesti. Lesti yang masih belum pulih benar langsung terjatuh.
Faul mulai marah, pukulan Ryan bisa dihindarinya dengan mudah. Bahkan cengkraman Ryan di kerah kemejanya bisa dengan mudah dia lepaskan. Faul segera mendekati Lesti yang terjatuh.
"Lesti kamu ngga apa-apa?" Faul membantu Lesti untuk bangkit.
"Wah wah wah, drama baru ya kalian." Kata Ryan dengan nada sarkastis.
"CUKUP RYAN, aku ngga melawan bukan karena aku ga bisa." Balas Faul. Ia lalu menyembunyikan Lesti dibelakang punggungnya agar aman.
Ryan yang melihat itu semakin emosi. Ia hendak memukul Faul lagi yang dengan mudah Faul tahan. Ia lalu menggunakan tangan satunya lagi untuk mendorong Ryan. Dorongan yang tidak sembarangan karena Ryan langsung terjengkang sekejap mata.
Lesti maju mendekati Ryan yang masih berusaha berdiri, "A, Dedek capek terus kayak gini. Dedek terima keputusan Aa waktu itu. Kita putus aja. Dedek tahu kalau suatu hubungan tidak berakhir hanya karena diputuskan satu pihak. Sekarang dedek juga mau kita putus."
Ryan terpaku ditempatnya, Lesti berbalik meninggalkan Ryan.
"Ka Faul, ayo pergi dari sini." Lesti memegang pergelangan tangan Faul dan memilih berjalan meninggalkan kerumunan itu sebelum pihak kampus mengetahuinya.
bersambung . . .

Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^

Comments

Popular posts from this blog

[Bahas Ending] K-Film "Memoir of A Murderer"

Suka sama akting nam gil

Sinopsis Pained

Setelah lama tidak melihat Kwon Sang Woo

[CURHAT] Kekecewaan mimin sama Drama Korea "Born Again"

PERHATIAN . . .