Skip to main content

[SINOPSIS + REVIEW] J-Film "Parasite in Love" (2021)

Kengo Kosaka memiliki penyakit mental mysophobia yang parah, dia sangat gila kebersihan, tapi bukan hanya itu. Kengo merasa jika semua benda di sekitarnya selalu terlihat merah dan menjijikkan, termasuk tangannya sendiri. Kengo sering mencuci tangan dan saking sering mencuci tangan, tanggannya memerah dan terluka. Akibat penyakitnya ini, Kengo tidak suka bersosialisasi karena menurutnya semua kotor dan menjijikkan dia lebih senang tinggal di apartemennya dan melakukan coding/hack. Kengo merasa bahwa dunia membencinya tapi tidak membiarkannya mati. Kengo tidak ingin bunuh diri karena ia sudah berjanji tidak akan pernah melakukannya saat melihat kedua orangtuanya gantung diri bersama di usia Kengo masih 8 tahun.

Hijiri Sanagi seorang siswi SMA yang mengidap scopophobia. Hijiri tidak bisa bertatapan dengan orang karena ia merasa sedang diperhatikan oleh banyak mata.Dan mata setiap orang selalu melihat padanya, seakan-akan dia adalah orang aneh, atau orang jahat. Hijiri jadi tidak pernah sekolah dan selalu memakai headphone.

Suatu ketika seorang pria misterius datang ke apartemen Kengo dan meminta dia untuk menjaga seorang anak selama 2 bulan dengan bayaran 500 ribu yen (Sekitar 70juta rupiah kayaknya). Kalau ia menolak maka pria itu akan melaporkan kegiatan ilegal Kengo yaitu Hacking dan membuat virus. Kengo akhirnya menerima tawaran tersebut karena ia juga sedang butuh uang, namun ia tak menyangka jika yang harus dijaganya bukanlah seorang anak-anak melainkan seorang siswi SMA yang ternyata adalah Sanagi.

Walau mereka memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Juga memiliki penyakit mental. Kebersamaan keduanya membuat penyakit mental yang mereka miliki mulai membaik satu sama lain. Saat mereka menyadari perasaan cinta mereka, Kengo lalu harus menerima kenyataan bahwa Hijiri ternyata memiliki sebuah penyakit yang butuh pengobatan secepatnya. Apa yang akan dilakukan mereka, apakah Hijiri memilih jalan hidup ibunya yang memiliki penyakit yang sama? Atau menerima pengobatan untuk kesembuhan?




REVIEW Mungkin banyak SPOILER
Hmmm . . . .Ini katanya diangkat dari novel ya? Mimin agak sedikit ga ngerti. Jadi film ini tuh fantasi kan? soalnya berhubungan sama cacing yang mengendalikan manusia. Coba sobat cuap-cuap juga dong, endingnya gmn sih? Happy? Kengo tuh jadi luncurin virus apa ga jadi? Terus adegan akhir itu kan tiba-tiba ada konslet lampu ya, apa itu tanda mereka akhirnya BunDir? Soalnya yang lain pada lari tapi mereka asyik aja di situ? Buat yang udah pernah baca novelnya komen di bawah yaa? Mimin belum riset di forum internasional jadi belum bisa menyimpulkan. Kalau mimin nemu jelasnya nanti mimin bikin postingan lagi.

Film ini berdurasi kurang lebih 100 menit. Pemainnya kalau tidak salah sangat terkenal di Jepang, mimin ga hapal aktor dan aktris Jepang tapi pas liat nama Nana Komatsu yang jadi Sanagi di asianwiki, perasaan familiar banget nama artisnya. BTW ada yang ngerasa kayak mimin ngga? mata Kengo itu kelihatan kayak Ji Chang Wook pas pake masker. Apa mimin yang halu yaa.. Wkwkwk..

BTW buat kalian sodara-sodari mimin yang muslim, selamat menjalankan puasa Ramadhan yaa. Yang semangat puasanya, hehe.. boleh kali-kali nonton film sama drama tapi jangan kebablasan yaa.. Sayang kalau waktu penuh pahalanya cuman digunain buat nonton. Hehehe..

Sampai ketemu di postingan mimin selanjutnya pekan depan, DADAH BUABAY...


Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^

Comments

Popular posts from this blog

[Bahas Ending] K-Film "Memoir of A Murderer"

Suka sama akting nam gil

Sinopsis Pained

Setelah lama tidak melihat Kwon Sang Woo

[CURHAT] Kekecewaan mimin sama Drama Korea "Born Again"

PERHATIAN . . .