Hari itu Lesti sibuk merangkum materi kuliah yang
tertinggal. Ia bolak balik melihat catatan Aulia dan slide materi dari dosen.
Ia menandai beberapa yang kurang dimengerti. Akan ia tanyakan pada aulia atau
saat perkuliahan nanti pada dosen.
Diam-diam
sepasang mata memperhatikannya dari kejauhan.
Walau ia membuka buku Manajemen bisnis tapi sedari tadi matanya hanya fokus
melihat wanita yang sedang serius di hadapannya, Lesti.
Faul memilih tak
mengganggunya dan memandangi Lesti sepuas yang ia mau. Ia tak ingin mengganggu
Lesti yang tengah fokus dengan ‘kegiatan’ perkuliahannya.
Lesti melihat jam di tangan kirinya, ia lalu membereskan
buku dan laptop bersiap pergi. Faul lalu buru-buru menutup bukunya dan
mendekati Lesti.
“Lesti! Assalamualaikum.” Sapanya.
“Waalaikumsalam, Ka Faul? Lagi ngerjain tugas?”
“Lagi baca-baca aja, sambil nunggu kuliah bentar lagi.”
“Oh sama dong, Dedek juga ada kelas setengah jam lagi.”
“Sekarang mau kemana dek?”
“Mau beli kopi, kak. Ngantuk sedikit.” Lesti terkekeh dan memperlihatkan
gigi gingsulnya.
“Ikut ya?”
“Oke!”
Mereka lalu meninggalkan perpustakaan setelah memastikan
telah meminjam buku yang akan mereka pakai.
“Sini aku bawain.” Faul seperti biasa merebut buku tebal
yang didekap Lesti.
“Makasih Ka.”
“Iya sama-sama, sebenernya aku mau minta tolong dek.”
“Minta tolong apa?”
“Jadi gini, saudara jauh aku ada yang fans kamu. Nah bulan ini
dia mau ultah di tanggal 11. Dia mau kamu datang sebagai bintang tamu di acara
ultahnya. Kalo kamu kosong di tanggal 11. Tapi kalo kamu ada jadwal boleh
digeser sebelum atau sesudah tanggal itu.”
“Oh gitu, manggil aku ke acara pesta gitu mahal lho Ka.”
“Oh iya, ga usah ragu. Kata tante Risa untuk masalah harga,
kita ngga minta diskon. Ikut prosedur aja. Kamu jangan khawatir.”
Lesti terkekeh melihat kepolosan Faul, “Ya Ampun, Ka. Dedek
becanda kali. Serius amat. Asal jadwal dedek kosong, nanti dedek dateng ya.
Jangan sebagai artis. Sebagai undangan aja.”
“Ngga boleh gitu. Aku ngga maksud manfaaat-in pertemanan
kita lho dek. Kata tante Risa kita ikut prosedur aja masalah Fee.” Faul berhenti berbicara sebentar
lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Lesti, “Dek, sebutin aja angkanya. Kalo
bisa naikin aja tarifnya. Tante Risa sama suaminya kaya raya lho.” Bisik Faul
membuat Lesti tertawa lepas.
“Ka Faul ini lagian ada-ada aja. Coba sekarang dedek mau
nanya sama kaka.”
“Apa?”
“Kaka temen Lesti bukan?”
“Iya dong.”
“Temen sekedar lewat, yang sekedar kenal?”
Faul menggeleng cepat.
“Terus kenapa ngga enakan? Kalo kaka merasa temen dedek.
Kaka juga ga harus ga enak sama dedek, Ka.”
Faul merasa di skak mat menjawab sendiri pertanyaan yang
sebelumnya pernah ia lontarkan.
“Nanti dedek cek jadwal ke manager ya, secepatnya dedek
kabarin.”
“Makasih ya.”
“Santai aja Ka.”
Faul dan Lesti memilih take
away pesanan mereka karena sama-sama akan masuk kelas sebentar lagi.
“Dek?”
“Hm?”
“Aku senang kamu sudah kelihatan baik-baik saja sekarang.”
Ujar Faul agak hati-hati takut mengingatkan Lesti pada lukanya lagi.
“Alhamdulillah, ngapain ka sedih lama-lama. Lesti punya
Mamah, Bapa yang selalu ada untuk dedek. Kalo dedek lama-lama sedih nanti Bapak
sama Mamah juga ikutan sedih. Dedek udah bertekad untuk melihat ke depan,
sesekali lihat ke belakang lewat spion ngga apa-apa tapi dedek ngga akan
berbalik dan mengorbankan masa depan dedek.”
“Analogi yang bagus. Seperti menyetir di jalan yang ramai
kan? Kita harus liat kebelakang lewat spion tanpa mengorbankan pandangan ke
depan. Artinya kita tetap memandang lurus. Jika kita berbalik ke belakang
resikonya malah lebih buruk yaitu menabrak mobil depan yang artinya
menghancurkan masa depan.”
“Wah ka Faul pinter ya, dedek hampir lupa Kaka mahasiswa S2
di sini. Ambil jurusan apa Ka? Dedek lihat tadi pinjam buku Manajemen di
perpus?”
“Aku ambil Manajemen Rumah sakit.”
“Wah, keren. Dulu dedek juga pengem jadi dokter tapi
takdirnya ya malah jadi ilmu komunikasi sekarang.”
“Ga papa belajar itu kan kewajiban yang penting kita
berusaha menambah ilmu kita. Kata Imam Syafii ‘Jika kamu tidak sanggup menahan
lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan.’ Kadang
kita ngga belajar di jurusan atau ilmu yang kita sukai tapi pada dasarnya ilmu
itu bermanfaat apapun sektor nya. Setuju?”
Lesti menggangguk mantap.
“Ya udah ka, dedek pamit ya. Gedung perkuliahan dedek ke
kiri.”
“Aku anterin aja, bawa bukunya susah kan?”
“Bisa-bisa.” Lesti merebut buku dari tangan Faul. Namun ia
kerepotan karena harus memegang gelas kopinya sehingga Lesti tidak bisa
mendekap buku kuliahnya yang tebal.
“Udah aku anterin aja.” Faul merebut lagi buku itu dan
dengan mudah di genggamnya dengan satu tangan. Merekapun berjalan beriringan,
beberapa mahasiswa melihat mereka iri. Ada yang senyum-
senyum bahkan ada yang
bisik-bisik negatif.
@ @ @
Lesti mengabari jika ia tidak bisa hadir di tanggal 11
karena ada job menyanyi. Tapi Lesti berjanji akan mencari waktu untuk datang ke
tempat saudara Faul untuk memberikannya selamat. Faul memahami dan
menyampaikannya pada Tante Risa. Tante Risa terdengar kecewa tapi tidak ada
yang bisa ia lakukan karena ia tahu, artis terkanal seperti Lesti tidak mungkin
dengan mudah bisa langsung dipanggil untuk jadwal dadakan. Jika orang luar
pasti akan langsung menjadi waiting list dan
jika beruntung bisa memanggil Lesti beberapa bulan kemudian.
Tanggal 11 ulang tahun keponakan Om Pras adalah besok. Pesta
ulang tahun tidak bisa dirubah untuk menyesuaikan jadwal Lesti karena keluarga
Om Pras sudah mengosongkan tanggal itu dan khawatir akan sulit lagi untuk
mencari waktu yang tepat bersama.
Tiba-tiba Faul mendapat WhatsApp
dari Lesti malam itu.
‘Assalamualaikum Ka Faul’
“Waalaikumsalam, dek. Udah sampai
rumah?”
‘Alhamdulillah, udah. Dedek mau ngabarin tentang jadwal tanggal 11
itu.’
“Oh iya? Gimana?”
‘Alhamdulillah, bisa ka. Besok tanggal 11 kata manager dedek jadinya kosong
dan bisa diisi jadwal pribadi.’
“Alhamdulillah. Jadi gimana
proseduralnya? Aku harus nemuin siapa sekarang?”
‘Kan dedek udah bilang, dedek datang bukan sebagai bintang tamu Kak.
Sebagai tamu yang diundang.’
“Tapi kan dek, di sana dedek
nyanyi. Masa iya, suara kamu yang emas itu ngga dihargain sama keluarga kita.”
‘Dedek marah nih kalo Ka Faul bilang begitu.”
“Tapi kaan . . .”
‘Udah kan jangan tapi-tapi . . . insyaAllah Lesti hadir dan kata Bapak
juga sudah seharusnya dedek membalas budi Ka Faul yang udah direpotin dedek
beberapa waktu ini.’
“Aku ngga merasa direpotin, dek.”
‘Begitupun dedek, Ka. Dedek ngga merasa keberatan datang ke acara
keluarga Kaka dan nyanyi beberapa lagu. Kan kaka udah janji kita ngga boleh
saling ga enakan.’
“Oke lah kalo dedek maunya gitu.”
‘Jam berapa acaranya Ka?’
“Besok jam 10 dek, temanya garden
party jadi ngga di dalam ruangan dan yang hadir cuman keluarga saja sama
teman-teman sekolahnya ponakan.”
‘Oke!’
@ @ @
Tante Risa gembira tak terkira.
Ia langsung meminta Faul untuk menjemput Lesti dan tidak membiarkan Lesti untuk
pergi sendiri.
“Ul, jemput Lestinya ya? Kan dia
maunya datang sebagai undangan. Tapi kan dia bukan tamu sembarangan. Masa iya
dia nanti harus nyetir sendiri. Kalo nyasar gimana?”
“Iya tante, nanti Faul jemput.”
Sebetulnya tanpa arahan dari Tante Risa juga Faul memang berniat menjemput
Lesti di rumahnya, kurang lebih dengan alasan yang sama.
Faul segera menjemput Lesti
sekitar jam 9, ia tidak mengabari Lesti dan dadakan menuju rumahnya.
Faul
memakai kemeja putih dengan motif batik khas Gayo di daerah punggung dan
dadanya. Ia memakai celana jeans hitam sedikit ketat dan topi hitam.
“Dek, ada Nak Faul!” Panggil
ayahnya saat Faul sampai di rumah Lesti.
“Lho Ka Faul kok datang ke sini?
Mau jemput dedel?” tanya Lesti yang langsung muncul tak lama kemudian.
Faul tak bisa melepaskan
pandangan pada gadis di hadapannya itu, Ia terpana.
bersambung . . .
Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^
Comments
Post a Comment
DONT BE SILENT READER, pleaase comment.. ^^ NO BASH