“Ka Faul,
hey Ka Faul? Disini Ka Faul” Lesti mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Faul yang tampak BLANK.
hey Ka Faul? Disini Ka Faul” Lesti mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Faul yang tampak BLANK.
“Iya dek kenapa?”
“Kok Ka Faul kayak nge-blank
gitu? Lagi ada masalah?”
“Ngga kok! Ngga apa-apa. Mungkin kecapean karena ngerjain
tugas pas malem.” Jawabnya. Faul tidak mungkin menjawab jika ia terpesona
melihat Lesti.
“Padahal ga usah jemput. Dedek bisa sendiri kok. Tinggal share lok aja. Jaman sekarang kan ada
gps Ka.”
“Ngga apa-apa. Aku disini sebagai petugas kok yang
ditugaskan membawa kamu dengan selamat sampai acara sama Tante Risa.”
“Iya deh pak pegawai. Ayok berangkat!”
Lesti lalu menyalami ayah dan ibunya. Faul ikut pamit dan
melakukan hal yang sama pada orangtua Lesti.
Begitu sampai Lesti langsung di serbu dengan masyarakat yang
tampaknya ingin mengabadikan wajah Lesti di ponselnya masing-masing.
Lesti ramah seperti biasa. Ia melambaikan tangan bahkan
menyalami orang-orang yang mengulurkan tangannya. Beberapa orang menyerobot
penjagaan keamanan dan mencoba berpose dengan Lesti.
Lesti tetap berusaha
menyenangkan mereka sebisa nya. Namun kerumunan semakin tak terkendalikan. Lesti bahkan
belum bisa masuk venue acara.
Sepertinya orang-orang tahu akan ada Lesti hadir di pesta
itu sehingga dating dan berkerumun berkerumun di sekitar lokasi acara.
Begitulah kondisi jika seorang artis besar tiba-tiba datang maka kerumunan tak
bisa dihindari.
Lesti terdorong oleh gerakan manusia yang berdesakan ingin
mengambil fotonya. Ia merasa hilang keseimbangan dan nyaris jatuh terpelanting.
Tapi Lesti sadar ada seseorang yang menahannya. Faul tampak tegap berdiri di
belakang Lesti dan bersiap menjaga keseimbangan Lesti yang hamper saja jatuh.
“Dek, boleh ngga dedek pegang Lengan aku!” kata Faul dengan
suara cukup keras agar tedengar.
Lesti langsung memegang Lengan Faul sejajar dengan jam
tangan yang digunakan Faul. Dalam keriuhan seperti ini diam-diam Lesti kagum
bagaimana Faul tetap menjaga manner sebagai
seorang pria yang bukan mahrom. Padahal
bisa saja Faul langsung memegang tangan Lesti untuk membantunya seimbang
alih-alih izin terlebih dahulu dan meminta Lesti memegang lengan sehingga
Lesti
sama sekali tidak menyentuh kulit Faul tapi hanya memegang lengan yang terhalang
oleh lengan panjang kemeja Faul.
@ @ @
Entah sudah berapa kali Aulia
menghabiskan waktu dengan Nassar untuk sekedar makan atau nonton. Hubungan
mereka tidak lagi seperti anjing dan kucing walau sesekali pertengkaran kerap
terjadi tapi itu bukan sebuah pertengakaran yang sebenarnya tapi sebagai
candaan belaka. Semenjak bertemu mantan Aulia itu, Nassar dan Aulia tampaknya
mulai dekat dan mulai bersahabat.
“Ka Nassar, main timezone yuk?”
“Kayak anak kecil banget sih.”
“Ih, Ka Nassar seru lho.
Permainannya bukan cuman anak kecil kok.”
“Ogah!”
“Ka Nassar, Iiih.” Aulia
cemberut.
Nassar jadi tidak tega. “Yaudah
deh anak kecil, Om ini akan menemanimu.” Ujar Nassar menyerah. Sengaja ia
menyebut dirinya sendiri Om umtuk menunjukkan jarak usia mereka yang cukup jauh
dan menekankan pola pikir mereka yang seperti orang dewasa dan anak kecil.
Mata Aulia langsung berbinar dan
memegang tangan Nassar untuk mengikuti langkahnya. Nassar senang karena Aulia
memegang tangannya, ia menguatkan genggaman tangan, tersenyum.
Siapa yang tahu setelah masuk ke
wahana game itu, Nassar yang malah keasyikan main. Ia tidak mau kalah setiap
bermain dengan Aulia. Yang berakibat Aulia selalu kalah dan menjadi kesal. Nassar
akhirnya sadar dia keliru karena telah bertanding seperti benar-benar
pertandingan sesungguhnya dan menggunakan seluruh kemampuannya. Aulia jadi
kesal karena selalu kalah.
Ketika Nassar dan Aulia sedang
bertanding mobil virtual . Aulia langsung meninggalkan tempat di tengah
permainan. Membuat Nassar ikut mengehentikan permainannya dan di sambut
anak-anak yang langsung menggantikan posisi mereka.
Aulia duduk dengan wajah
cemberut. Nassar sadar kesalahannya yang terlalu kompetitif padahal hanya
permainan saja. Nassar lalu membiarkan Aulia sendirian sebentar dan pergi ke
suatu tempat.
Aulia semakin kesal karena Nassar
tak kunjung menghampirinya. Aulia mengira jika Nassar masih asik bermain game
di tempat itu.
Tiba-tiba ada tangan yang
menyodorkan pop corn. Aulia tahu itu
tangan Nassar ia acuh dan memalingkan mukanya. Nassar kali ini menyodorkan
minuman coklat. Aulia kembali memalingkan muka. Nassar lalu meletakkan minuman
itu di samping Aulia dan menyodorkan boneka beruang yang cukup besar dan kali
ini berhasil. Aulia mengulurkan tangannya untuk memeluk boneka itu.
“Maaf tadi Aa terlalu kompetitif
ya!”
“Huh!” Aulia masih acuh.
“Ngga dimaafin nih? Yaudah
minumannya Aa minum.” Nassar bersiap menyeruput minuman coklat dan buru-buru di
rebut Aulia.
“Punya Aulia.” Katanya sambal
langsung menyeruput minuman itu.
Nassar tersenyum gemas.
@ @ @
Lesti akhirnya berhasil masuk ke venue acara dengan selamat. Di tempat
acara suasana lumayan kondusif. Karena orang yang berada di sana terbatas dan
tampak orang-orang yang hadir merupakan kelas atas. Semuanya duduk rapih di
mejanya masing-masing. Hanya ada beberapa undangan yang menghampiri Lesti dan
mengambil fotonya.
Faul mengantarkan Lesti untuk
bertemu dengan Tante Risa, Om Pras dan orang tua dari anak yang berulang tahun.
“Makasih udah bersedia datang ya
dek Lesti.” Sapa tante Risa.
“Sama-sama tante, suatu
kehormatan bisa datang ke acara keluarga tante.”
“Sebetulnya bukan keluarga tante
tapi suami tante, tapi sama juga ya?” Tante Risa tampak mudah berbaur dengan Lesti.
“Terimakasih udah jagain Lesti
saat di rumah sakit tante.”
“Ah, ngga juga. Tante kan dokter
di sana. Kalaupun bukan kamu pasti tante jaga dengan baik kok. Iya ngga Ul?”
“Ha? Gimana tant?”
“Duh pura-pura.” Sindir Tante
Risa. Tante Risa lalu membisikkan sesuatu pada telinga Lesti,
“Sebenernya Faul
yang minta tante mantau kamu dek. Padahal tante ngga bertugas di UGD dan
bertugas di poli saraf. Tapi ya bagaimana juga sih demi ponakan tercinta.”
Faul penasaran dengan apa yang
dibisikkan tantenya tapi ia hanya bisa diam sambil menebak-nebak perkataan
tantenya itu.
Matahari menyengat dengan cukup
terik. Lesti masih berdiri karena beramah tamah dengan tuan rumah undangan. Faul
setia berdiri di sekitar Lesti. Ia merasa harus berada di sekitar Lesti jika
nanti ada yang Lesti butuhkan karena Lesti tidak bersama manajernya hari ini.
Lesti terlihat memicingkan matanya
karena silau dengan cahaya matahari dari arah kirinya. Faul menyadari itu dan
segera berdiri di sebelah kiri Lesti. Badannya yang tinggi berhasil menghalangi
sinar matahari yang mengganggu Lesti. Ia menjadi tameng agar Lesti tidak merasa
silau tapi harus berkorban mendapat panas matahari tepat di punggungnya.
Lesti sadar jika Faul berdiri di
sana untuk melindunginya. Ia hanya tersenyum pada Faul dan kembali mengobrol
dengan tuan rumah.
Sedangkan Faul senang tak terkira
mendapat senyuman Lesti, punggungnya tak lagi terasa panas. Satu senyuman Lesti
sudah menghilangkan semua panas dan terik yang mengenai tubuhnya (BUCIIN,
wkwk…).
Lesti menyanyikan 5 lagu untuk
saudara Faul yang berulang tahun. Kali ini Lesti menunjukkan kebolehannya
bernyanyi pop. Ia juga menyanyikan lagu Hero
Mariah Carrey bersama Faul dan memperlihatkan bagaimana Lesti bukan hanya
sekedar penyanyi dangdut. Tapi ia juga bisa menyanyikan lagu barat dengan
tingkat kesulitan yang tinggi. (harapan banget ini mah, kapan lesti bisa nyanyi
lagu barat yaa)
Acara telah usai dan diakhiri
dengan foto bersama keluarga besar. Faul tidak bisa berdiri di samping Lesti
karena ia tinggi sehingga ia harus berdiri di belakang. Matahari masih terik
dan menyilaukan. Faul tidak bisa menjadi tameng untuk Lesti, namun ia tak habis
akal. Faul melepas topi hitam yang dipakainya dan meletakkan topi itu tepat di
kepala wanita di depannya.
‘PLUK’ Lesti merasakan ada sesuatu yang menyentuh
kepalanya ditambah bisikan suara dari Faul.
“Pakai dek buat sekedar menahan
silau.”
Lesti lalu menurut dan
mengepaskan topi itu dikepalanya. Hati Lesti bergetar.
Bersambung . . .
Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^
Comments
Post a Comment
DONT BE SILENT READER, pleaase comment.. ^^ NO BASH