Skip to main content

[FF] Faules _Faul-Lesti_ "Engkaulah Jodohku" Episode 14

“Ka Faul,
hey Ka Faul? Disini Ka Faul” Lesti mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Faul yang tampak BLANK.

“Iya dek kenapa?”

“Kok Ka Faul kayak nge-blank  gitu? Lagi ada masalah?”

“Ngga kok! Ngga apa-apa. Mungkin kecapean karena ngerjain tugas pas malem.” Jawabnya. Faul tidak mungkin menjawab jika ia terpesona melihat Lesti.

“Padahal ga usah jemput. Dedek bisa sendiri kok. Tinggal share lok aja. Jaman sekarang kan ada gps Ka.”

“Ngga apa-apa. Aku disini sebagai petugas kok yang ditugaskan membawa kamu dengan selamat sampai acara sama Tante Risa.”

“Iya deh pak pegawai. Ayok berangkat!”

Lesti lalu menyalami ayah dan ibunya. Faul ikut pamit dan melakukan hal yang sama pada orangtua Lesti.

Begitu sampai Lesti langsung di serbu dengan masyarakat yang tampaknya ingin mengabadikan wajah Lesti di ponselnya masing-masing.

Lesti ramah seperti biasa. Ia melambaikan tangan bahkan menyalami orang-orang yang mengulurkan tangannya. Beberapa orang menyerobot penjagaan keamanan dan mencoba berpose dengan Lesti. 

Lesti tetap berusaha menyenangkan mereka sebisa nya. Namun kerumunan semakin tak terkendalikan. Lesti bahkan belum bisa masuk venue acara.

Sepertinya orang-orang tahu akan ada Lesti hadir di pesta itu sehingga dating dan berkerumun berkerumun di sekitar lokasi acara. Begitulah kondisi jika seorang artis besar tiba-tiba datang maka kerumunan tak bisa dihindari.

Lesti terdorong oleh gerakan manusia yang berdesakan ingin mengambil fotonya. Ia merasa hilang keseimbangan dan nyaris jatuh terpelanting. Tapi Lesti sadar ada seseorang yang menahannya. Faul tampak tegap berdiri di belakang Lesti dan bersiap menjaga keseimbangan Lesti yang hamper saja jatuh.

“Dek, boleh ngga dedek pegang Lengan aku!” kata Faul dengan suara cukup keras agar tedengar.

Lesti langsung memegang Lengan Faul sejajar dengan jam tangan yang digunakan Faul. Dalam keriuhan seperti ini diam-diam Lesti kagum bagaimana Faul tetap menjaga manner sebagai seorang pria yang bukan mahrom. Padahal bisa saja Faul langsung memegang tangan Lesti untuk membantunya seimbang alih-alih izin terlebih dahulu dan meminta Lesti memegang lengan sehingga 

Lesti sama sekali tidak menyentuh kulit Faul tapi hanya memegang lengan yang terhalang oleh lengan panjang kemeja Faul.

@            @            @

Entah sudah berapa kali Aulia menghabiskan waktu dengan Nassar untuk sekedar makan atau nonton. Hubungan mereka tidak lagi seperti anjing dan kucing walau sesekali pertengkaran kerap terjadi tapi itu bukan sebuah pertengakaran yang sebenarnya tapi sebagai candaan belaka. Semenjak bertemu mantan Aulia itu, Nassar dan Aulia tampaknya mulai dekat dan mulai bersahabat.

“Ka Nassar, main timezone yuk?”

“Kayak anak kecil banget sih.”

“Ih, Ka Nassar seru lho. Permainannya bukan cuman anak kecil kok.”

“Ogah!”

“Ka Nassar, Iiih.” Aulia cemberut.

Nassar jadi tidak tega. “Yaudah deh anak kecil, Om ini akan menemanimu.” Ujar Nassar menyerah. Sengaja ia menyebut dirinya sendiri Om umtuk menunjukkan jarak usia mereka yang cukup jauh dan menekankan pola pikir mereka yang seperti orang dewasa dan anak kecil.

Mata Aulia langsung berbinar dan memegang tangan Nassar untuk mengikuti langkahnya. Nassar senang karena Aulia memegang tangannya, ia menguatkan genggaman tangan, tersenyum.

Siapa yang tahu setelah masuk ke wahana game itu, Nassar yang malah keasyikan main. Ia tidak mau kalah setiap bermain dengan Aulia. Yang berakibat Aulia selalu kalah dan menjadi kesal. Nassar akhirnya sadar dia keliru karena telah bertanding seperti benar-benar pertandingan sesungguhnya dan menggunakan seluruh kemampuannya. Aulia jadi kesal karena selalu kalah.

Ketika Nassar dan Aulia sedang bertanding mobil virtual . Aulia langsung meninggalkan tempat di tengah permainan. Membuat Nassar ikut mengehentikan permainannya dan di sambut anak-anak yang langsung menggantikan posisi mereka.

Aulia duduk dengan wajah cemberut. Nassar sadar kesalahannya yang terlalu kompetitif padahal hanya permainan saja. Nassar lalu membiarkan Aulia sendirian sebentar dan pergi ke suatu tempat.

Aulia semakin kesal karena Nassar tak kunjung menghampirinya. Aulia mengira jika Nassar masih asik bermain game di tempat itu.

Tiba-tiba ada tangan yang menyodorkan pop corn. Aulia tahu itu tangan Nassar ia acuh dan memalingkan mukanya. Nassar kali ini menyodorkan minuman coklat. Aulia kembali memalingkan muka. Nassar lalu meletakkan minuman itu di samping Aulia dan menyodorkan boneka beruang yang cukup besar dan kali ini berhasil. Aulia mengulurkan tangannya untuk memeluk boneka itu.

“Maaf tadi Aa terlalu kompetitif ya!”

“Huh!” Aulia masih acuh.

“Ngga dimaafin nih? Yaudah minumannya Aa minum.” Nassar bersiap menyeruput minuman coklat dan buru-buru di rebut Aulia.

“Punya Aulia.” Katanya sambal langsung menyeruput minuman itu.

Nassar tersenyum gemas.

@            @            @

Lesti akhirnya berhasil masuk ke venue acara dengan selamat. Di tempat acara suasana lumayan kondusif. Karena orang yang berada di sana terbatas dan tampak orang-orang yang hadir merupakan kelas atas. Semuanya duduk rapih di mejanya masing-masing. Hanya ada beberapa undangan yang menghampiri Lesti dan mengambil fotonya.

Faul mengantarkan Lesti untuk bertemu dengan Tante Risa, Om Pras dan orang tua dari anak yang berulang tahun.

“Makasih udah bersedia datang ya dek Lesti.” Sapa tante Risa.

“Sama-sama tante, suatu kehormatan bisa datang ke acara keluarga tante.”

“Sebetulnya bukan keluarga tante tapi suami tante, tapi sama juga ya?” Tante Risa tampak mudah berbaur dengan Lesti.

“Terimakasih udah jagain Lesti saat di rumah sakit tante.”

“Ah, ngga juga. Tante kan dokter di sana. Kalaupun bukan kamu pasti tante jaga dengan baik kok. Iya ngga Ul?”

“Ha? Gimana tant?”

“Duh pura-pura.” Sindir Tante Risa. Tante Risa lalu membisikkan sesuatu pada telinga Lesti, 

“Sebenernya Faul yang minta tante mantau kamu dek. Padahal tante ngga bertugas di UGD dan bertugas di poli saraf. Tapi ya bagaimana juga sih demi ponakan tercinta.”

Faul penasaran dengan apa yang dibisikkan tantenya tapi ia hanya bisa diam sambil menebak-nebak perkataan tantenya itu.

Matahari menyengat dengan cukup terik. Lesti masih berdiri karena beramah tamah dengan tuan rumah undangan. Faul setia berdiri di sekitar Lesti. Ia merasa harus berada di sekitar Lesti jika nanti ada yang Lesti butuhkan karena Lesti tidak bersama manajernya hari ini.

Lesti terlihat memicingkan matanya karena silau dengan cahaya matahari dari arah kirinya. Faul menyadari itu dan segera berdiri di sebelah kiri Lesti. Badannya yang tinggi berhasil menghalangi sinar matahari yang mengganggu Lesti. Ia menjadi tameng agar Lesti tidak merasa silau tapi harus berkorban mendapat panas matahari tepat di punggungnya.

Lesti sadar jika Faul berdiri di sana untuk melindunginya. Ia hanya tersenyum pada Faul dan kembali mengobrol dengan tuan rumah.

Sedangkan Faul senang tak terkira mendapat senyuman Lesti, punggungnya tak lagi terasa panas. Satu senyuman Lesti sudah menghilangkan semua panas dan terik yang mengenai tubuhnya (BUCIIN, wkwk…).

Lesti menyanyikan 5 lagu untuk saudara Faul yang berulang tahun. Kali ini Lesti menunjukkan kebolehannya bernyanyi pop. Ia juga menyanyikan lagu Hero Mariah Carrey bersama Faul dan memperlihatkan bagaimana Lesti bukan hanya sekedar penyanyi dangdut. Tapi ia juga bisa menyanyikan lagu barat dengan tingkat kesulitan yang tinggi. (harapan banget ini mah, kapan lesti bisa nyanyi lagu barat yaa)

Acara telah usai dan diakhiri dengan foto bersama keluarga besar. Faul tidak bisa berdiri di samping Lesti karena ia tinggi sehingga ia harus berdiri di belakang. Matahari masih terik dan menyilaukan. Faul tidak bisa menjadi tameng untuk Lesti, namun ia tak habis akal. Faul melepas topi hitam yang dipakainya dan meletakkan topi itu tepat di kepala wanita di depannya.

‘PLUK’  Lesti merasakan ada sesuatu yang menyentuh kepalanya ditambah bisikan suara dari Faul. 

“Pakai dek buat sekedar menahan silau.”

Lesti lalu menurut dan mengepaskan topi itu dikepalanya. Hati Lesti bergetar.



Bersambung . . .
Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^

Comments

Popular posts from this blog

[Bahas Ending] K-Film "Memoir of A Murderer"

Suka sama akting nam gil

Sinopsis Pained

Setelah lama tidak melihat Kwon Sang Woo

[RECAP] Legend of Yun Xi ep 39 - 48END (+ dua episode tambahan)

SPOILER!!! Di episode-episode akhir ini, Min Xiang a