Skip to main content

[FF] Faules _Faul-Lesty_ "Engkaulah Jodohku" Episode 7

"Lesti? Udah baikan?" Faul
menyambut Lesti di kantin.
Sebenarnya Faul tahu jika Lesti keluar dari rumah sakit dua hari setelah ia mengantarkan Lesti ke IGD. Faul tak berani mengunjunginya lagi karena takut menambah gossip dan menjadi beban Lesti nantinya. Faul memilih meminta mata-mata (Tante Risa) untuk mengetahui keadaan Lesti.
"Oh Ka Faul. Alhamdulillah Dedek udah baikan. Kemarin cuman kecapean aja." Jawabnya dengan suara yang masih terdengar lemah.
Wajah Lesti masih terlihat sangat pucat, bahkan Faul bisa melihat jika matanya bengkak dan sembab. Seperti bekas tangisan.
"Ka Faul, boleh nanya ngga?" Tanya Aulia yang berada di samping Lesti.
"Oh iya temannya Lesti yang kemarin ya?"
"Saya Aulia ka."
"Oh iya Aulia kenapa?"
"Ka, temen kaka yang waktu itu jurusan mana ya?"
"Temen yang mana?" Faul balik nanya.
"Kemarin Aulia lihat Ka Faul seperti sedang ngomongin hal yang penting di kantin. Kemaren banget Ka, pas jam seginian."
"Oh, A Nassar? Dia udah lulus, dia ambil D3 karena ngga suka belajar. Aku lagi ada projek bisnis sama dia. Jadi dia sering main ke sini."
"Oh, namanya Ka Nassar."
"Kenapa memangnya Aulia? Ada yang mau bantu aku sampaikan?"
"Aulia ada barang yang mau dikembaliin tapi nanti aja Ka belum selesai dibersihin."
Lesti terlihat agak limbung ketika berdiri. Ia lalu memegang meja di sana dan membiarkan Aulia mengobrol dengan Faul. Ia tak ingin membuat sahabatnya itu khawatir. Faul menyadari itu dan segera memegang bahu Lesti dan mendudukkannya di kursi di depan mejanya.
"Aulia, aku boleh minta waktu sebentar sama Lesti aja? Ada yang mau aku omongin."
"Oke ka. Aulia mau beli makanan dulu aja. Dek, mau makan apa?"
"Jus aja Ka, dedek lagi ngga ingin makan."
Aulia cemberut mendengar jawaban sahabatnya itu. ia pamit kepada Faul lalu masuk ke kantin bernomer 12 dengan menu 'Bubur Ayam'.
"Kenapa Ka? Ada yang bisa Lesti bantu?" Tanya Lesti.
"Lesti, boleh ngga jujur sama aku kali ini aja."
"Tentang?"
"Kamu bertengkar sama pacar kamu, gara-gara aku ya?"
"Maksud kaka?"
"Aku ngga biasa ikut media social tapi kemarin mendadak IG aku panen notifikasi. Banyak yang tag aku. Ternyata fotografer kemarin pasang foto kita di akun official dia. Aku rasa dia salah paham tentang kita."
Lesti tersenyum, "Bukan salah kaka kok, aku memang sering cekcok sama dia belakangan ini. Jadi kaka jangan merasa bersalah."
"Aku minta maaf."
Lesti menggelang, "Kaka ga ada salah apapun jadi jangan merasa bersalah."
Faul diam. Sikap Lesti ini membuatnya semakin merasa bersalah. 'Aku harus lakuin sesuatu' tekad hatinya.
@ @ @
"Ryan bisa kita bicara?" Faul menghentikan langkah Ryan yang baru saja keluar dari kelasnya.
Ryan acuh seakan tidak mendengar suara Faul.
"Ryan!" Faul memegang bahu Ryan untuk memastikan ia mendengarkannya kali ini.
Ryan mau tak mau akhirnya menjawab Faul, "Tentang apa?"
"Ikut aku sebentar."
Ryan mengikuti langkah Faul menuju taman belakang perpustakaan. Taman itu termasuk taman yang sepi karena jauh dari gedung perkuliahan.
"Bisa aku menjelaskan sesuatu?"
"Tentang?"
"Foto dari fotografer itu."
"Oh, Kaka sekarang mau pamer bisa rebut Lesti dari aku!"
"Denger dulu."
"Kaka ga usah pamer, aku udah tahu kok. Seluruh Indonesia tahu kalo Lesti foto sama kaka."
"Aku mau jelasin semuanya, Bisa ngga kamu jangan motong."
"Aku tahu kak, kakak yang anteri Lesti pulang. Kaka juga yang hadir saat Lesti ada manggung off air. Bilang aja kalo kaka suka sama lesti."
"Kamu Salah paham Ryan!"
"Haha, salah paham? Mau bilang kebetulan. Kebetulan kok berulang-ulang."
"Lesti sakit!"
Ryan mulai diam. "Darimana kakak tahu Lesti sakit?"
"Kemarin aku mau antarkan barang Lesti yang ketinggalan saat off air, aku antar dia ke rumah sakit."
BUGH . . .
Tiba-tiba Ryan memukul Faul dengan keras. "Kamu keterlaluan Ka. Kenapa ngga nelepon aku?"
Faul memegang ujung bibirnya, perih. "Aku ga punya nomer kamu. Aku ga bisa banyak berpikir karena Lesti pingsan saat itu."
Ryan memegang kerah Faul, hendak memukulnya lagi namun urung. Ia menghempas Faul hingga ia terdorong ke belakang. "Aku acungin jempol cara kamu memberi perhatian dan merebut Lesti. Bermain jadi malaikat penyelamat ya?" Sindir Ryan dengan nada mengejek.
Ryan lalu pergi meninggalkan Faul.
Faul terdiam. Ia merasa menambah runyam masalah Lesti.
@ @ @
Ting Tong
"Assalamualaikum.."
Seorang bapak berkumis dan berperawakan tinggi membuka pintu.
"Siapa ya?"
"Saya Faul pak, temannya Lesti. Kebetulan ada yang mau saya bicarakan. Saya cari di kampus kata temannya sudah pulang."
"Oh Faul, kemarin dedek bilang dianterin temennya ke rumah sakit namanya Faul. Bapak senang kamu datang. Masuk Nak."
"Permisi pak," Faul masuk ke dalam rumah Lesti ketika dipersilahkan.
"Mau minum apa nak?"
"Air putih saja pak, tak usah repot."
Ayah Lesti tersenyum.
"Lestinya sedang istirahat pak? jika sedang istirahat biar saya datang lagi nanti."
"Ngga kok, dia baru aja bangun. Dedek cuman ikut satu mata kuliah tadi terus langusng pulang dan tidur. Masih lemas katanya."
"Wah, sepertinya masih sakit Pak, biar nanti saya datang lagi."
"Tunggu Nak, tuh orangnya." Ayah Lesti melihat Lesti yang turun tangga dari kamarnya.
"Saha Pa?" (Siapa Pak?) ujar suara yang terdengar tak jauh.
"Ieu aya rerencangan dedek namina Faul, ngangge jilbab teu?" (Ini ada teman dedek namanya Faul. Pake jilbab ngga?)
"Ngangge Pa." (Pakai Pak)
"Nya atos geura kadieu, aya nu bade dicarioskeun saurna." (Ya sudah cepat ke sini, ada yang mau dibicarakan katanya)
Bahasa sunda yang khas, Faul tidak mengerti sama sekali tapi ia tahu bahwa Lesti dan ayahnya sedang bercakap menggunakan Bahasa sunda.
Lesti datang tidak lama kemudian dengan wajah tersenyum namun masih dengan wajah sembabnya.
'Dia menangis lagi.' Bisik hati Faul.
"Bapak tinggal dulu ya Nak." Pamit Ayah Lesti.
Faul segera berdiri sambil membungkuk mempersilahkan. Begitu ayah Lesti sudah tidak di ruangan itu. Baru dia duduk kembali.
"Aku menambah buruk masalahmu." Ucap Faul.
"Maksudnya Ka?"
Faul lalu menceritakan tentang pertemuannya dengan Ryan yang menambah kesalahpahaman.
"Aku minta maaf."
Lesti tak bisa menyalahkan Faul atas inisiatif Faul untuk menjelaskan kesalahpahaman walau menambah runyam masalanya.
"Kaka itu kenapa?" Tanya Lesti melihat luka tak biasa di sudut bibir Faul.
"Ngga apa-apa itu kena . . ." Faul berusaha memikirkan alasan logis namun Lesti cepat menebaknya.
"Dipukul A Ryan ya?"
Faul merasa skak mat dan tak bisa menyangkal dengan alasan lain.
"Tunggu sebentar." Lesti lalu masuk ke dalam dan kembali dengan kotak obat.
Lesti meneteskan antiseptic ke cutton bud dan duduk di samping Faul. Lesti menjangkau bibir luka Faul untuk membersihkan lukanya.
"Aw." Faul meringis karena terasa perih.
"Tahan sedikit ka, nanti infeksi."
Setelah membersihkan luka Faul, Lesti lalu memberikan plester.
Faul diam, merasakan getaran aneh di dadanya. 'Perasaan apa ini?'
bersambung . . .

Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^

Comments

Popular posts from this blog

[Bahas Ending] K-Film "Memoir of A Murderer"

Suka sama akting nam gil

Sinopsis Pained

Setelah lama tidak melihat Kwon Sang Woo

[RECAP] Legend of Yun Xi ep 39 - 48END (+ dua episode tambahan)

SPOILER!!! Di episode-episode akhir ini, Min Xiang a