Faul mengikuti
langkah Lesti yang berjalan cepat dan lebar. Lesti masih memegang pergelangan tangannya sehingga tentu saja Faul tidak ada pilihan selain mengikuti langkah Lesti.
Lesti akhirnya diam dan melepaskan pegangannya pada Faul.
"Ka, Kaka ga harus menerima penghinaan kayak gitu untuk dedek. Dedek udah bilang. Ka Faul ngga salah sama sekali."
"Aku benar-benar ngga ada niat memperkeruh ini semua. Tapi aku merasa berkewajiban untuk menjelaskannya. . . AW" Faul merasakan sakit saat ia berbicara.
"Ikut dedek sebentar Ka."
Faul mengikuti langkah Lesti yang ternyata berjalan ke area parkir.
Lesti membuka pintu mobilnya dan membawa sesuatu. "Masuk Ka!"
Faul menuruti perkataan Lesti dan masuk ke dalam mobil berwarna putih. Itu mobil pribadi Lesti. Jika bersama dengan manajer biasanya Lesti memakai Van besar khas seorang artis.
Lesti membuka kotak yang ternyata kotak p3k. Ia lalu mulai merawat luka-luka di wajah Faul.
"Belum juga sembuh luka yang kemarin." Lesti memperhatikan luka Faul yang semakin parah.
"Gak papa luka kayak gini udah biasa." Jawab Faul enteng.
Lesti mendelik tak setuju, Faul menjadi diam.
"Kamu bawa p3k setiap hari?"
"Dedek pernah nyanyi waktu itu dan penontonnya 'sayang' banget sama dedek. Sampai lengan dedek berdarah-darah kena cakar."
Faul bergidik ternyata seorang artis memiliki resiko yang tnggi juga.
"Semenjak saat itu, dedek rutin bawa plester, antiseptik, kapas buat jaga-jaga." Lanjutnya.
"Kalo obat-obatan yang lain?"
"Ada obat pereda demam, obat sakit kepala, sama obat maag. Kenapa kaka mau obat penahan sakit?"
Faul cepat menggeleng, "Ngga cuman nanya aja. Kamu ngga usah khawatir Lesti, Aku udah biasa luka kayak gini."
"Udah biasa darimana?" ujar Lesti.
"Gini-gini juga, aku ikut beberapa beladiri. Bahkan udah ada yang sabuk hitam."
Lesti tercekat, "Lalu kenapa kaka ngga lawan tadi?"
"Beladiri bukan digunakan untuk menentukan siapa yang hebat dalam pertaruangan tapi untuk menolong orang dan berjaga-jaga jika bertemu kejahatan."
"Ka Faul ngga merasa dijahatin?"
"Ngga, Aku malah merasa yang punya salah. Makanya aku diam."
Lesti berpikir sejenak pantas saja saat Faul terlihat serius. Sekali dorongan saja Ryan sampai terjatuh.
"Ka Faul."
"Iya?"
"Kaka menyerah saja ya?"
"Menyerah tentang apa?"
"Dedek minta Ka Faul berhenti mendekati Ryan lagi ya."
"Tapi dia masih salah paham, dek." Secara ngga sengaja Faul memanggil Lesti dengan sebutan dedek.
"Ka Faul temen dedek kan?"
Faul mengangguk.
"Tolong lakuin untuk dedek. Ka Faul jangan deketin A Ryan lagi, Tolong Ka Faul menyerah."
"Kalo begitu kesalahpahaman ini akan berlanjut dek."
Lesti tersenyum, "Dedek udah ngga peduli Ka. Biarlah dia salah paham. Kaka tadi dengerkan apa yang dedek bilang?"
Faul terdiam.
"Dedek udah putus sama A Ryan. Jadi biarkan saja dia senang dengan kesalahpahaman dia. Untuk apa dilanjutkan hubungan tanpa kepercayaan."
Faul menatap Lesti, ia terdengar kuat. Tapi Faul jelas tahu apa yang disimpan di hati terdalam wanita di depannya itu.
@ @ @
Nassar memberikan nomer ponselnya pada Aulia dan meminta dia untuk menghubunginya jika sudah mencuci jaket yang dipinjam.
Aulia dibikin sebal dengan sikap Nassar yang segala mau. Aulia akhirnya harus mengucek jaket yang 'dipinjamnya.' . Ia menggerutu selama ia mengucek jaket itu. Ia memukul-mukul jaket itu seakan sedang memukul orang yang memiliki jaketnya.
Dan di sanalah ia sekarang. Menunggu Nassar dengan kantong kertas berisi jaket.
Nassar datang beberapa menit kemudian.
"Nih!"
Nassar menerima kantong kertas dari Aulia.
"Udah wangi. Aku kucek pake tangan. Puas sekarang?"
Nassar mengeluarkan jaketnya, "Kok warnanya jadi kusam ya?"
"Udah deh ya jangan banyak maunya."
"Yaudah deh. Makasih udah menunjukkan ketulusan kamu dengan mencuci jaket aku."
Suasana hening.
"Yaudah aku pulang kalo gitu." Aulia bergerak berjalan beberapa langkah.
"Aulia!" Panggil Nassar.
"Apa?"
"Kamu lapar ngga? Mau aku traktir?" tanya Nassar.
Aulia tersenyum namum buru-buru memasang wajah cemberut ketika berbalik badan menuju Nassar.
"Lapar. Lapar banget sampai kayu aja bisa aku makan."
"Ih apa tuh ulat bulu."
"WAA!" Aulia berteriak.
"Becanda!" kata Nassar sambil berlari karena tahu akan dikejar Aulia.
"NYEBELIN." Aulia teriak sambil berusaha mengejar Nassar yang sudah berlari terlebih dahulu.
@ @ @
"Assalamualaikum, Pah?"
'Faul bagaimana kabar kamu di Jakarta Nak?'
"Baik Pah, Alhamdulillah. Papah sekeluarga bagaimana di Aceh?"
'Baik, kami sekeluarga sehat.'
"Ada apa Pah nelepon? Gak ada yang terjadi kan di sana?"
'Ngga kok Nak, papah kangen aja.'
"Bulan depan Faul pulang Pah, Faul mau cek peternakan sama perkebunan yang kemarin udah mulai beroperasi."
'Pulang ke Aceh sama pacar kamu ya. Ajak dia. Papah ingin kenal."
"Siapa Pah? Faul ngga punya pacar."
Ayah Faul tertawa, 'Kamu itu ya, sampai berita bahagia aja ngga mau dibagiin sama Papah.'
"Faul ngga bohong, mana ada pacar Pah. Faul disini sibuk sebentar lagi mau Tesis, dan lagi rintis bisnis sama teman dari Bandung."
'Papah dengar dari tante-mu. Tante Risa bilang kamu anterin pacar kamu ke UGD."
"Pah itu . . ."
'Yaudah ga papa, kalau kamu ngga mau ngaku. Papah ada fotonya lho yang fotoinnya fotografer terkenal. Kamu suka sama artis ternyata ya?'
"Pah dengerin dulu. Itu ngga sengaja Pah fotonya."
'Papah sudah baca profile Lesti ini. Anaknya cantik, baik, santun. Papah baca ngga ada berita kontroversi satupun. Papah percaya Lesti bisa jadi menantu yang baik untuk Papah."
"Pah, dengerin Faul belum selesai ngomong."
'Nanti di sambung lagi ya, papah ada rapat penting 10 menit lagi. Baik-baik di sana. Hubungin papah kalo butuh apa-apa. Assalamualaikum.'
Sambungan terputus.
Faul pasrah belum bisa menjelaskan apapun pada ayahnya. Dan kesalahpahaman menjadi tembah runyam.
@ @ @
Tok tok . . .
Faul mengetuk meja untuk mendapat perhatian orang yang duduk di meja itu.
"Oh Ka Faul."
"Boleh minta waktunya bentar, dek?" entah sejak kapan Faul jadi mulai terbiasa memanggil Lesti dengan dedek, lagipula wajar saja karena memang Faul lebih tua dari Lesti.
Lesti sedang duduk di perpustakaan untuk mengejar ketertinggalannya ketika tak bisa mengikuti perkuliahan karena jadwal menyanyi nya. Lesti melihat jam ditangannya.
"Boleh Ka, kebetulan dedek baru selesai rangkum. Sama mau pinjem buku ini. Sebentar ya dedek kembaliin dulu bukunya."
"Kenapa ngga disimpen aja dek, kan nanti ada petugas perpus yang beresin?"
"Kaka ngga boleh gitu. Kalau kita ngga bisa bantuin setidaknya kita ringankan jangan memerbanyak pekerjaannya. Orang Lesti masih sehat dan kuat kok untuk ngembaliin buku doang mah gampang."
Faul mengacungkan jempolnya, Lesti terkekeh.
Mereka keluar beriringan dari perpustakaan.
"Aku ambilin ya?" Tanpa permisi, Faul mengeambil buku dengan tebal 700an halaman dari tangan Lesti.
"Makasih ka, sopan banget deh kaka. Pasti cewek-cewek kelepek-kelepek karena sikap kaka begini. Hati-hati lho Ka nanti disangkanya kaka ngasih perhatian lebih kalau terlalu baik."
Faul hanya tersenyum saja karena dia memang tidak pernah melakukan pada wanita lain jadi bagaimana wanita salah paham akan sikapnya. Faul tidak dekat dengan wanita manapun.
"Ka, udah makan siang belum? Dedek rencananya mau ke tempat pasta yang baru buka dekat kampus. Kaka nanti mau bilang apa sama dedek di sana aja."
"Setuju deh, yuk makan pasta. Aku juga lapar."
Dalam sepuluh menit mereka sudah sampai tempat makan pasta itu. Faul mendahului langkah Lesti untuk membukakan pintu kaca namun sesuatu tak biasa menarik perhatiannya. Faul buru-buru menutup pintu kaca itu dan berbalik.
Lesti menjadi kaget. "Kanapa Ka? Kok ga jadi masuk?"
"Tiba-tiba aku ngga pengen makan pasta, kita makan ayam aja ya."
Lesti heran, Faul gerak cepat membalikkan tubuh Lesti dan mendorongnya bergerak ke resto ayam yang tak jauh dari sana.
Faul memandangi sesuatu dari balik kaca itu dengan padangan tak suka, sambil tetap mendorong badan Lesti agar tetap berjalan menjauhi resto pasta yang terlihat ramai.
besambung . . .
Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^
Comments
Post a Comment
DONT BE SILENT READER, pleaase comment.. ^^ NO BASH