Lesti bisa
merasakan kepalanya disentuh pelan oleh sebuah
benda. Suara Faul terdengar setelahnya.
“Dek, pakai biar ngga silau.”
Lesti menyentuh topi itu dan memposisikannya dengan nyaman.
Topi itu benar-benar banyak membantu untuk menghalau sinar matahari sehingga
Lesti tidak lagi merasa silau.
Lesti tersenyum ketika fotografer memberi aba-aba saat akan
mengambil foto. Ia bisa merasakan hatinya bergetar lagi setelah cukup lama.
Lesti berpikir sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya sampai ia merasakan
getaran aneh dihatinya. Dalam diam Lesti terus berpikir dan mendapat kesimpulan
jika perasaannya pada Faul adalah rasa kagum pada seorang pria dan bukan rasa
suka pada lawan jenis. Lesti sangat yakin karena ia baru saja terluka karena
cinta, apakah mungkin hatinya bisa bergetar lagi untuk pria lain dalam waktu
yang begitu singkat.
“Ka Topinya?” Lesti hendak mengembalikan topinya pada Faul.
“Pake aja dulu karena masih terik cuacanya.”
“Kalo kakak gimana?”
“Ga papa, aku ga panas kok.” Meski berkata demikian tapi ada
keringat yang mengucur dari kening Faul.
“Itu ada keringatnya.”
“Oh, haha . . . ketahuan ya? Gak apa-apa kok ini biasa aja.”
Lesti buru-buru menyodorkan tisu kepada Faul. Faul menerima
tisu itu dan menyeka keringat di dahinya segera.
“Ehm ehm . . . cie yang lagi asyik pacaran.” Goda tante
Risa.
“Apasih tante, Lesti ini temennya Faul jangan bikin dia ngga
nyaman karena digodain sama tante.”
“Temen apa temen?”
“Temen tante!”
“Dedek Lesti, maaf ya ponakan tante ini memang kayak kanebo
kering. Ngga bisa romantis orangnya. Harap maklum.”
Lesti hanya senyum-senyum saja ketika mendengar itu.
“Seminggu yang Lalu Faul ultah yang ke 25 lho! Yah papahnya
di Aceh minta dia segera cari istri. Habisnya Faul itu terlalu berambisi
anaknya. Dia gamau nikah sampai lulus S3 katanya.”
“Oh Ka Faul ultah?”
Faul kali ini
mengangguk pelan dan agak risih karena tante Risa mengungkit ulang tahunnya.
Faul takut membuat Lesti merasa bersalah karena tak mengetahui ulang tahunnya.
“Wah, Dedek Lesti ga tahu ultah Faul? Malangnya nasibmu
nak.” Tante Risa pura-pura kasian dan menyentuh sayang kepala Faul.
“Maafin Ka Faul!” benar saja ada raut sedih di wajah Lesti.
“Gapapa dek, aduh lagian tante nih kenapa juga sih
bilang-bilang padahal udah lewat.”
“Ih dek, nanti jangan-jangan Faul minta kadonya yang sedang
dibutuhin lho sama dia?”
“Memang apa yang sedang dibutuhkan Ka Faul, tante?”
“Calon istri!” Tante Risa lalu langsung pergi karena merasa
sudah puas menggoda Faul.
“Aduh dek, maafkan tante Risa memang begitu orangnya.
Becandanya suka kelewatan dan ngga ada rem-nya.” Ujar Faul takut jika Lesti
menganggap serius ucapan tantenya.
“Haha, gapapa Ka. Tante Risa lucu banget yaa orangnya.”
Acara selesai menjelang sore. Faul diminta Tante Risa untuk
mengantar pulang Lesti. Faul lalu membawakan semua barang Lesti yang diberikan
pihak keluarga Om Pras. Walau kerepotan Faul tetap membukakan pintu mobil untuk
Lesti.
“Ka Faul mau hadiah apa dari dedek?”
“Ngga usah dek, udah lewat ulang tahunnya juga. Lagian
perayaan gitu ga ada dalam islam. Jadi aku memang udah biasa kok ngga
menjadikan hari lahir menjadi hari yang terlalu istimewa.”
“Ga bisa gitu dong Ka.” Lesti mengeluarkan stiker note dan
menulis sesuatu disana. Ia lalu menempelkan tiga lembar stiker note itu di
mobil Faul.
“Dedek kasih tiga tiket untuk Ka Faul. Tiket pengabul
harapan. Kalo Ka Faul ada permintaan ke dedek tinggal pakai aja. Selama dedek
bisa melakukannya bakal dedek kabulin. Tapi jangan aneh-aneh lho ya.”
“Wah hadiahnya istimewa sekali makasih lho dek.”
@ @ @
Video duet Lesti dan Faul di
pesta ulang tahun itu Viral. Semua orang mulai mempertanyakan hubungan Faul dan
Lesti. Keluarga Faul di Aceh malah sudah merasa yakin bahwa Faul memang
menjalin hubungan special dengan Lesti.
Faul mengulurkan tiket yang
pernah diberikan Lesti padanya. Lesti mendongak ada rasa penasaran yang
terlihat dari wajah Lesti.
“Dek kamu mau bikin Label music
sama aku ngga?”
“Maksudnya?”
“Aku pakai tiket pertamaku jadi
aku ngga akan nanya tapi minta harapanku dikabulkan. Lestiani, kamu gabung ke
label music sama aku ya?”
“Gimana sih Ka Faul. Dedek ga
paham.”
Faul langsung mengambil tempat
duduk di depan Lesti.
“Saudara Om Pras, suami tante
Risa ada yang tertarik saat liat duet kita beberapa minggu yang lalu. Beliau
tertarik menggelontarkan modal untuk kita bikin label music kecil-kecilan dan
bikin single duet. Labelnya kecil aja dan sementara cuman membawahi aku dan
kamu. Dedek boleh juga bertanya sama label dedek sekarang apakah diizinkan
untuk menjadi double talent di label
sana dan label yang akan kita bangun.”
“Ini seriusan ka?”
“Iya, dan aku rasa ini kesempatan
bagus buat kamu dan terutama aku. Jika label kita sendiri kita tentu lebih
fleksibel tentang semuanya. Gimana?”
“Kok rasanya terlalu bagus untuk
jadi kenyataan!” Mata Lesti berbinar mendengar kabar itu.
“Kalo dedek mau nyoba membuat
label sendiri, minggu depan Om Zaid berencana ketemu sama kita. Jangan khawatir
beliau juga meminjamkan bebetapa pegawai di perusahaannya untuk membantu kita.”
“Dedek bahkan ga harus berpikir
dua kali Ka. Dedek mau.”
Faul tersenyum puas.
@ @ @
Siapa sangka Om Zaid adalah salah
satu orang dibalik layar industry hiburan. Ia terkenal dengan kemampuannua
memilih talent untuk acara TV dari
mulai acara ragam, film, dan sinetron. Ia mulai tertarik untuk industri musik
dan jatuh hati dengan chemistry yang
ditampilkan Faul dan Lesti di acara ulang tahun anak saudaranya.
Kontrak dibuat. Om Zaid sebagai
pemilik modal dan Faul, Lesti sebagai pengelola. Om Zaid bahkan membuat studio
rekaman dan kantor kecil untuk label music mereka. Label music mereka dinamakan
Kedjora music. Dalam 2 bulan saja
label itu sudah mulai siap untuk produktif.
Media langsung menyorot label
music itu karena bantuan dari nama besar Om Zaid. Beberapa infotainment dengan senang hati menulis beberapa artikel dan
menjadi bahan berita di acara mereka. Padahal itu hanya label kecil yang memang
digunakan untuk membuat lagu-lagu Faul Lesty yang kini viral.
“Oh ini kantornya? Hebat ya! Kalo
punya dukungan orang besar, label kecil yang seumur jagung saja bisa terkenal
instan.”
“A Ryan kenapa kesini?” Tanya
Lesti.
“Cuman pengen liat aja label kamu
dek.”
“Kalo ngga ada keperluan
seilahkan pergi.”
“Jujur aku kecewa sama kamu dek.
Kamu menolak sama-sama berjuang di label yang baru aku rintis tapi lihat
sekarang? Kamu bahkan punya label music sendiri.”
“Kapan A Ryan meminta dedek untuk
terlibat langsung di label Aa? Dedek rasa ga pernah!”
“Oh ya?”
“Aa lebih sering sibuk sendiri
dengan alasan label music Aa, tapi ternyata hanya kedok perselingkuhan. Dedek
tahu akhirnya kenapa dedek ga pernah diminta terlibat langsung di label Aa.”
“Aku ngga selingkuh dek!”
“Dedek liat sendiri.”
“Dek, dengerin . . .”
“Ada apa ini?” Faul berdiri di
pintu masuk dan segera menghampiri Ryan dan Lesti. Faul segera berdiri diantara
mereka.
“Wah, pahlawannya datang.”
“Jangan ganggu lagi kehidupan
dedek!” pinta Faul dengan suara tegas namun masih dengan mimik wajah yang tenang.
“Kamu siapa memangnya
berani-berani ngatur dedek dan aku?”
“Aku pacarnya dedek.” Ucap Faul
tegas.
Ryan mengerutkan kening dan Lesti
menatap Faul dengan pandangan heran.
Review dan Sinopsis yang mimin tulis murni dari mimin pribadi
Setiap orang berhak untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat mimin
Karena suka atau tidak suka dengan suatu FILM/DRAMA tergantung selera masing-masing
Dan pendapat mimin sama sekali tidak menjadi generalisasi bahwa pendapat orang lain pun sama
Mohon menghormati pendapat mimin, dan mohon berkomentar dengan sopan ya..
Terimakasih.. ^^
Comments
Post a Comment
DONT BE SILENT READER, pleaase comment.. ^^ NO BASH