“Iya sama aja kayak suka sama temen dan sahabat. Sayang kayak dedek sama ka Aul.” Faul urung mendekati mereka dan menjauh. Bukan sengaja ia mendengarkan percakapan itu. Faul baru saja keluar kelas dari kuliah dan merasa haus. Karena itu ia memutuskan untuk mencari minuman di kantin kampus dan melihat Lesti dan Aulia sedang mengobrol. Jadi tadinya Faul akan menghampiri mereka. Tak bisa dipungkiri Faul merasa kecewa mendengar pernyataan itu. Walau Faul sudah tahu sedari awal jika memang tidak ada dirinya di hati Lesti tapi mendengar langsung ternyata meninggalkan perih yang seharusnya mampu ia tahan. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri sejak melihat Lesti menangis dan terluka. Ia tak akan menjadi orang yang serakah dan menginginkan Lesti. Ia hanya akan berada di samping Lesti dan berusaha memberikan dukungan dan kebahagiaan sebagai sahabat tidak lebih. Tapi siapa yang bisa mengontrol hatinya. Ia bahkan tak mampu menahan kecenderungan hatinya yang menyayangi dan mencintai